Sukses

Di Jawa Timur, PGN Tambah Jaringan Pipa Gas 74 Km

Pada akhir Juni 2015, pencapaian pekerjaan fisik pipanisasi jalur Kejayan–Purwosari milik PGN telah mencapai 86 persen.

Liputan6.com, Jakarta - PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) tengah menyelesaikan pembangunan infrastruktur gas bumi ke wilayah-wilayah baru di Jawa Timur dengan panjang 72 kilometer (km).

Sekretaris Perusahaan PGN, Heri Yusup mengatakan, pembangunan pipa baru sepanjang 72 km tersebut akan menambah panjang jaringan pipa PGN yang sudah aktif  di wilayah Jawa Timur menjadi 901 km dari sebelumnya 829 km.

“Sedangkan untuk seluruh wilayah Indonesia, PGN telah membangun jaringan pipa gas bumi lebih dari 6.100 km. Ini adalah 70 persen dari pipa hilir gas bumi di Indonesia,” kata Heri, dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Selasa (7/7/2015).

Heri melanjutkan, pembangunan pipa baru di wilayah Jawa Timur dengan panjang 72 kilometer itu terdiri dari 3 jalur jaringan distribusi gas bumi. Pertama jalur Kejayan-Purwosari sepanjang 15 km berlokasi di area Pasuruan. Kedua jalur Kalisogo-Waru sepanjang 30 km berlokasi di Area Sidoarjo. Ketiga jalur Jetis–Ploso sepanjang 27 km berlokasi di Area Sidoarjo.

Pada akhir Juni 2015,  pencapaian pekerjaan fisik pipanisasi jalur Kejayan–Purwosari telah mencapai 86 persen. Dengan kapasitas sebesar 5 juta kaki kubik per hari (MMSCFD), jaringan tersebut siap untuk melayani kebutuhan dan mengembangkan wilayah baru pemanfaatan gas bumi di sisi selatan Kabupaten Pasuruan.

Sedangkan untuk Jalur Jetis-Ploso, pencapaian pekerjaan sampai dengan akhir bulan Juni sebesar 37 persen. “Jalur ini nantinya siap untuk melayani kebutuhan industri di sekitar wilayah tersebut seperti industri pakan, food beverage,  keramik dan kawasan industri baru,” tutur Heri.

Saat ini PGN Regional Distribution II (Jawa Timur–Jawa Tengah) telah melayani 9 kawasan industri dengan jumlah pelanggan industri sebanyak lebih dari 118 pelanggan.

Konsumi gas bumi untuk 9 kawasan tersebut mencapai 28 juta kaki kubik per hari dengan efisiensi biaya energi sebesar Rp 2,06 triliun per tahun dibandingan dengan penggunaan bahan bakar minyak seperti minyak solar.

“Dengan adanya peningkatan konsumsi gas bumi di kawasan-kawasan industri baru yang terbentuk maka efisiensi energi dapat terus ditingkatkan untuk membantu mengurangi ketergantungan kita terhadap impor BBM,” pungkas  Heri. (Pew/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini