Sukses

Rupiah Tertahan di Level 13.300 per Dolar AS

Kisruh utang Yunani yang belum surut ikut menahan pergerakan rupiah yang kini berkutat di kisaran 13.300 per dolar AS.

Liputan6.com, Jakarta - Hingga saat ini, Yunani dan para kreditornya masih belum juga mencapai kesepakatan utang yang dapat diterima kedua belah pihak. Kondisi utang Yunani tersebut turut menahan pergerakan nilai tukar rupiah yang kini berkutat di kisaran 13.300 per dolar AS.

Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia, Rabu (8/7/2015) menunjukkan nilai tukar rupiah kembali melemah ke level 13.346 per dolar AS. Padahal nilai tukar rupiah sempat menguat pada perdagangan sebelumnya di level 13.313 per dolar AS.

Sementara itu, data valuta asing Bloomberg mencatat nilai tukar rupiah melemah 0,12 persen ke level 13.346 per dolar AS. Rupiah sempat dibuka menguat di awal sesi meski akhirnya berfluktuasi melemah.

Tanpa pergerakan signifikan, nilai tukar rupiah masih berkutat di kisaran 13.333 per dolar AS hingga 13.366 per dolar AS.

Ekonom PT Samuel Sekuritas Rangga Cipta menjelaskan, Bank Indonesia (BI) hingga saat ini tercatat masih rutin melakukan intervensi terhadap pergerakan rupiah khususnya di tengah kisruh utang Yunani yang masih belum kunjung usai.

Tercatat posisi cadangan devisa Indonesia akhir Juni 2015 sebesar US$ 108 miliar, lebih rendah dibandingkan dengan posisi akhir Mei 2015 yang sebesar US$ 110,8 miliar.

BI mengaku bahwa penurunan tersebut didorong oleh peningkatan pengeluaran untuk pembayaran utang luar negeri Pemerintah serta penggunaan devisa dalam rangka stabilisasi nilai tukar rupiah sesuai dengan fundamentalnya guna mendukung terjaganya stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

Dengan perkembangan tersebut, posisi cadangan devisa per akhir Juni 2015 masih cukup membiayai 7,0 bulan impor atau 6,8 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Rangga melanjutkan, pemerintah Yunani kini memiliki waktu lima hari untuk mengajukan proposal permohonan dana talangan baru terhadap para kreditornya.

Selain proposal Yunani, hasil pertemuan Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) juga merupakan salah satu faktor yang dinanti para pelaku pasar.

"Dolar AS tercatat masih menguat pada perdagangan hari ini, dan tanpa intervensi dari BI, rupiah bisa melemah kembali," kata ekonom PT Samuel Sekuritas Rangga Cipta. (Sis/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini