Sukses

Wall Street Menguat Ditopang Kebangkitan Bursa Saham China

Indeks S&P 500 naik 0,2 persen menjadi 2.051,27 usai jatuh 1,7 persen ke level terendah dalam empat bulan

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) menguat usai pasar saham China berbalik naik (rebound) yang mengurangi kekhawatiran atas pertumubuhan ekonomi global. Pegerakan pasar juga dipengaruhi penentuan nasib Yunani yang menghadapi tengat waktu untuk mengamankan dana talangan (bailout) terbaru.

Dilansir dari Bloomberg, Jumat (10/7/2015), saham Citigroup Inc dan Bank of Amerika naik lebih dari 1,4  persen usai pulih dari pelemahan pada hari sebelumnya. Walgreens Boots Alliance Inc naik 4,2 persen setelah laba kuartalan melampaui proyeksi analis.

Saham Apple Inc turun 2 persen memimpin pelemahan saham teknologi, sementara saham semikonduktor  melanjutkan pelemahannya selama empat hari berturut-turut.

Indeks S&P 500 naik 0,2 persen menjadi 2.051,27 usai jatuh 1,7 persen ke level terendah dalam empat bulan. Indeks Dow Jones naik 33,2 poin atau 0,2 persen menjadi 17.548,62. Indeks Nasdaq naik 0,3 persen. Sekitar 6,7 miliar saham diperdagangan di Bursa AS pada hari ini, atau 4 persen di atas rata-rata tiga bulan.

Pemerintah Yunani kini tengah menyusun proposal baru yang diharapkan akan meyakinkan kreditor untuk mempertahankan negara itu tinggal di zona euro. Paket reformasi ekonomi dan pemotongan anggaran belanja rencananya akan disampaikan pada tengah malam waktu Brussels.

Proposal direncanakan akan dibahas oleh para pemimpin Uni Eropa hari Minggu untuk menentukan apakah negara itu akan mendapatkan bailout baru, atau dipaksa untuk meninggalkan zona euro.

Di Cina, pasar saham menguat dan mencetak kenaikan terbesar sejak 2009 tengah perdagangan yang volatile. Regulator melarang para pemegang saham untuk menjual saham, dengan lebih dari setengah perusahaan emiten yang terdaftar di negara itu disuspend dari perdagangan saham.

Krisis keuangan Yunani dan gejolak pasar ekuitas China telah mengalihkan perhatian pasar dari data ekonomi AS dan jalur kebijakan moneter Bank Sentral AS atau Federal Reserve, karena tumbuhnya keprihatianan investor terhadap pertumbuhan ekonomi global.

Dana Moneter Internasional  (IMF) hari ini memangkas proyeksi pertumbuhan global tahun ini, mengacu pada kinerja kuartal pertama lebih lemah di AS. Namun, IMF yakin turbulensi pasar keuangan mulai dari China hingga Yunani tidak akan menyebabkan kerusakan luas. (Ndw/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.