Sukses

Cerita Jokowi Tentang Negara Maju yang Kini Diambang Krisis

Jokowi meminta kepada pengusaha untuk lebih kreatif dalam menciptakan sistem produksi yang lebih efektif.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) sedang menjalankan reformasi struktural dalam perekonomian nasional. Dalam misinya, Jokowi ingin pendorong pertumbuhan ekonomi dari sektor produktif dan investasi dari sebelumnya yang lebih mengandalkan mesin konsumsi.

Untuk mewujudkan hal tersebut, Jokowi meminta agar masyarakat mau bersakit-sakit dahulu. "Meskipun pahit kita tidak bisa menundanya. Tidak ada kemajuan tanpa pengorbanan" jelasnya seperti ditulis pada Sabtu (11/7/2015).

Ia pun bercerita, ada negara di dunia yang mengalami kontraksi ekonomi karena mengabaikan kenyataan bahwa dunia telah berubah. Negara-negara tersebut semula adalah negara maju namun karena tak berubah maka tak lagi kompetitif.  "Selama bertahun-tahun negara ini menolak obat yang pahit. Gagal dongkrak, gagal up grade mesin ekonomi," jelasnya.

Karena telah masuk dalam ketegori maju, negara-negara tersebut menjanjikan kenaikan kesejahteraan kepada rakyatnya tanpa ingin bekerja keras dahulu. Menurut Jokowi, hal tersebut mustahil karena tidak ada hal di dunia ini yang bisa mendapatkan kesejahteraan tanpa harus kerja keras.

Pada akhirnya, negara tersebut berada di ambang krisis. hal tersebut terjadi karena mereka selama bertahun-tahun hidup secara mewah tanpa harus kerja keras.  "Ini yang harus dihindari. Jangan sampai Indonesia terjebak ke dalam kondisi seperti itu, tambahnya.

Oleh sebab itu, Jokowi mengaku akan membangun mesin pertumbuhan ekonomi yang baru berupa revolusi budaya manajemen‎. Dia pun mengingatkan para pengusaha untuk tidak terlalu fokus pada gejolak kurs rupiah yang terjadi.

Jokowi meminta kalangan usaha lebih kreatif dalam menciptakan sistem produksi yang lebih efektif sehingga dapat menekan biaya yang selama ini dikatakan kalangan pengusaha tergantung‎ dari pergerakan kurs.

"Mestinya harus bagaimana menekan biaya, bagaimana mengubah sistem produksi dan distribusi, kalau perlu mengubah desain supaya lebih efisien, kalau diperlukan itu, bukan mencari gampangnya kurs‎," tegas Jokowi.

Namun demikian, Jokowi mengaku untuk membangun mesin pertumbuhan ekonomi yang baru tersebut memerlukan waktu yang tidak singkat. Sebab itu, dia meminta kepada seluruh elemen pengusaha baik dari swasta maupun BUMN untuk membantu mempercepat keluar dari masa transisi saat ini. (Gdn/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.