Sukses

Perumahan Menengah Atas di Depok Mengarah ke Selatan

Depok merupakan salah satu daerah peyangga yang menjadi pemasok rumah tapak terbesar di sekitar Jakarta.

Liputan6.com, Jakarta - Depok merupakan salah satu daerah peyangga yang menjadi pemasok [rumah tapak](2270782 (landed house) terbesar di sekitar Jakarta. Namun seiring melonjaknya harga tanah di daerah tersebut, pasokan rumah kelas menengah dan menengah atas terus bergeser keluar pusat kota yakni ke arah selatan yang berbatasan dengan wilayah Bogor.

General Manager Marketing SMR Group, Tony Hartono mengatakan semakin terbatasnya lahan pengembangan di pusat Kota Depok seperti Lenteng Agung dan Margonda memang memaksa developer hunian tapak di segmen menengah dan menengah atas untuk memilih lokasi pengembangan ke arah selatan yang memiliki akses ke daerah Bogor seperti Sawangan dan Citayam. Sedangkan di kawasan pusat kota kini semakin marak dibangun hunian vertikal atau apartemen.

"Mayoritas proyek perumahan tapak di Depok bermain di segmen menengah atau menengah bawah. Sementara porsi segmen perumahan menengah atas hanya sekitar 30 persen, karena pasokan dan pemainnya juga tidak banyak," ungkap Tony yang dihubungi Liputan6.com, Minggu (12/7/2015).

Selain tidak banyak pengembang yang bermain di segmen perumahan menengah atas, rata-rata proyek di segmen tersebut juga memiliki luas lahan yang terbatas. Menurut Tony, proyek skala kota mandiri (township) di wilayah selatan Depok hanya Grand Depok City (GDC) yang dikembangkan SMR Group.

Dia menyebutkan, total luas lahan GDC mencapai 350 hektare, dan 40 persen diantaranya belum dikembangkan. Lokasi proyek tersebut berada di jalur perlintasan menuju Cibinong, Bogor. Perusahaan, kata Tony, juga memiliki rencana untuk menambah cadangan lahan pengembangan di proyek perumahan yang kini sudah dihuni 7.000 kepala keluarga tersebut.

Diakui penjualan rumah menengah atas di semester pertama 2015 cenderung menurun karena investor menahan diri sembari melihat situasi pasar membaik. Namun, Tony optimistis di semester kedua ini penjualan akan lebih baik seiring pelonggaran aturan loan to value (LTV), suku bunga KPR yang sekarang rata-rata sekitar 10 persen, selain masih tingginya kebutuhan hunian masyarakat terutama bagi keluarga baru.

"Perlambatan memang terjadi, namun sifatnya hanya sementara. Di semester II tentu diharapkan lebih baik. Apalagi tahun ini kami menargetkan penjualan bisa naik hingga 20 persen dibandingkan 2014," rinci dia.

Seiring optimisme tersebut, SMR Group berencana meluncurkan satu produk residensial baru yang diberinama Puri Insani Boulevard, dengan total areal 2.000 meter persegi. Sedangkan unit terbatas hanya 17 rumah.

"Investasinya sekitar Rp 15 miliar, dengan target penjualan pemasaran sekitar Rp 24 miliar," ungkap Tony.

Produk ini berlokasi di Jalan Boulevard Utama Grand Depok City. Ditawarkan rumah dua lantai dengan gaya arsitektur classic mediteranian, serta luas lahan rata-rata di atas 120 meter persegi.

Selain di Depok, SMR Group saat ini juga sedang mengembangkan proyek perumahan Balikpapan Regency di Kalimantan, pembangunan hotel di Metro Indah Mall Bandung, serta proyek Marina Anyer. 

Reporter: Muhammad Rinaldi

(Rinaldi/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.