Sukses

Anwar Nasution: Masalah Global Berat, RI Butuh Orang Pintar

Guru Besar Ilmu Ekonomi UI, Anwar Nasution menilai Presiden Soeharto mampu menempatkan para menteri hebat di kabinet pemerintahannya.

Liputan6.com, Jakarta - Perekonomian dunia tengah diliputi awan mendung kerena berbagai masalah, mulai dari krisis Yunani dan Eropa sampai perlambatan ekonomi China.

Indonesia sebagai negara berkembang, ikut terkena dampak bertubi-tubi dari masalah tersebut. Guru Besar Ilmu Ekonomi Universitas Indonesia, Anwar Nasution menilai negara ini membutuhkan para menteri ekonomi hebat dan cakap dalam bekerja seperti saat dipimpin Presiden ke-2, Soeharto.    

"Masalah dunia yang kita hadapi ini berat, kita butuh orang-orang pintar. Kasihkan sama yang ahlinya. Hebatnya Soeharto, dia memberikan jabatan itu (menteri ekonomi) kepada orang yang berilmu dan punya keahlian," ucap dia saat berbincang di Jakarta, Minggu (12/7/2015).

Anwar mengaku negara ini sangat kehilangan sosok pemimpin seperti Soeharto. Ia menuturkan, Soeharto hanya mengecap pendidikan rendah, namun pandai menempatkan para menteri yang hebat di susunan kabinetnya.

"Dia memang tidak tamat SD, tapi menterinya hebat-hebat. Coba lihat zaman Susilo Bambang Yudhoyono, Dokter Gigi saja jadi menteri ekonomi. Sedangkan menteri Jokowi banyak pengusaha, tapi cuma suplier pemerintah saja," kesal Eks Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) itu.

Anwar menyoroti kinerja Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno yang dianggapnya tidak mampu merombak dan membawa perusahaan pelat merah Indonesia bersaing seperti BUMN asing.

"Sekarang ini apa kerja dia (Rini)? Tugasnya harus bisa supaya Garuda Indonesia bersaing dengan Singapura Airlines, bank BUMN bisa bersaing dengan bank Malaysia. Bukan cuma mengurus transfer uang babu-babu, sama saja  kayak Western Union," sindir dia.

Namun ketika ditanyakan mengenai isu reshuffle, Anwar enggan mengusulkan nama-nama menteri Kabinet Kerja yang pantas dicopot. "Itu saya tidak tahu, biar urusan Presiden," pungkas Anwar. (Fik/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.