Sukses

Ini Biang Kerok yang Bikin Bursa Saham China Berguguran

Bursa saham China sedang mengalami koreksi cukup dalam hingga 30 persen dalam kurun waktu tiga pekan.

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham China sedang mengalami koreksi cukup dalam hingga 30 persen dalam kurun waktu tiga pekan. Pemicu utamanya karena perdagangan saham di Negeri Tirai Bambu ini ramai dengan spekulasi yang datang dari investor domestik.

Ekonom Megawati Institute, M Islam mengatakan, jatuhnya harga saham-saham di China dimulai dari perlambatan ekonomi kuartal I 2015 yang mencapai 7 persen. Level ini sebenarnya masih cukup tinggi, hanya saja Bank Sentral China mengambil kebijakan moneter menurunkan suku bunga acuannya.

"Bank Sentral China menurunkan suku bunga acuan sampai empat kali sejak November 2014. Tujuannya supaya perlambatan ekonomi enggak terlalu jauh. Tapi justru ada hal lain yang berdampak dari penurunan suku bunga ini," tegas dia di Jakarta, seperti ditulis Senin (13/7/2015).

Kata Islam, sangat sulit perekonomian China kembali bangkit dalam waktu segera mengingat catatan neraca perdagangan China yang masih tertekan meski nilai maupun volumenya positif.

Penyebab lain, tambah dia, saat laba perusahaan-perusahaan di China mengalami penurunan pada pertengahan tahun lalu, indeks harga saham China justru meroket sejak Novermber lalu atau dalam waktu singkat. Level indeks terbang dari 2.400 menjadi 5.200, padahal kinerja industrinya sedang melemah bahkan negatit 4,2 persen.

"Di tengah kinerja laba perusahaan turun, indeks harga saham di China justru naik. Itu karena didorong aksi spekulasi dibanding kinerja perekonomiannya. Jadi enggak heran kalau sahamnya langsung anjlok sebab pergerakannya enggak wajar, penuh spekulasi besar," papar dia.

Lebih jauh Islam menjelaskan, pemegang saham di bursa saham China sebagian besar merupakan kalangan menengah ke bawah, terdiri dari investor rumah tangga. Karakteristiknya, lanjut dia, tidak mengecap pendidikan tinggi, hanya lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA).

Porsi investor domestik di bursa saham China, kata Islam, mencapai 97,5 persen. Sedangkan 2,5 persen sisanya adalah penanam modal asing. Sehingga jatuhnya pasar saham China tidak berdampak langsung ke pasar saham dunia.

"Jadi memang penyebab anjloknya bursa saham China karena suku bunga acuan mereka, dan investor China punya jiwa gambler yang tinggi, mereka rela utang untuk beli saham ketika harga bunga turun," tegas dia. (Fik/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini