Sukses

Saham Google Melonjak Picu Indeks Nasdaq Cetak Rekor

Sentimen laporan kinerja perusahaan mempengaruhi laju bursa saham Amerika Serikat menjelang akhir pekan ini.

Liputan6.com, New York - Reli saham Google mendorong indeks saham Nasdaq mencetak rekor pada perdagangan saham jelang akhir pekan ini. Sementara itu, sektor saham energi melemah telah menekan indeks saham Dow Jones dan S&P 500.

Pada penutupan perdagangan saham Jumat (Sabtu pagi WIB), indeks saham Nasdaq naik 46,96 poin (0,91 persen) menjadi 5.210,14. Indeks saham S&P 500 menguat tipis 2,35 poin (0,11 persen) menjadi 2.126,64. Sementara itu, indeks saham Dow Jones turun 33,8 poin (0,19 persen) menjadi 18.086,45.

Dalam pekan ini, indeks saham Dow Jones dan S&P 500 mendaki 2,4 persen. Indeks saham Nasdaq naik 4,3 persen, dan kenaikan ini terbesar sejak Oktober 2014.

Laporan kinerja perusahaan memberikan sentimen di bursa saham Amerika Serikat (AS). Hal itu membuat sejumlah saham melonjak. Saham Google naik 16,26 persen ke level US$ 699,62 setelah melaporkan pendapatan iklan baik. Penguatan saham Google ini terbesar sejak April 2008.

Sedangkan saham Facebook menguat 4,53 persen ke level tertinggi US$ 94,57. Hal itu dipicu harapan terhadap pertumbuhan iklan Google. Selain itu, saham Etsy melonjak 30 persen.

Dengan saham Google menguat memicu indeks sektor saham teknologi tercatat memimpin kenaikan terbesar di antara sektor saham. Indeks sektor saham teknologi naik 1,75 persen. Melihat kondisi itu, pelaku pasar optimistis laporan keuangan kuartal mendatang lebih baik di atas harapan.

Sementara itu, harga minyak melemah terbatas dengan indeks sektor saham energi turun 1,07 persen telah menekan indeks saham acuan. Saham Chevron susut 1,4 persen.

"Kondisi ekonomi AS baik-baik saja. Ekonomi tidak tumbuh 5 persen, tapi harus melambat. Kami pikir pertumbuhan ekonomi harus terus stabil," ujar Kurt Brunner, Analis Grup Swarthmore seperti dikutip dari laman Reuters, Sabtu (18/7/2015).

Sedangkan saham Boeing Co turun 1,11 persen, dan mencatatkan penurunan terbesar pada Dow Jones. Penurunan saham Boeing dipicu dari perseroan mengalami pengisian bahan bakar udara untuk pesawatnya. Sedangkan saham General Electric menguat 0,74 persen setelah menaikkan prospek bisnis manufaktur.

Dolar Amerika Serikat (AS) mengalami kenaikan mingguan terbesar dalam dua ini. Hal itu lantaran ekspektasi kenaikan suku bunga bank sentral AS pada 2015. Namun, penguatan dolar AS mengurangi pendapatan luar negeri perusahaan AS.

Menjelang akhir pekan ini, volume perdagangan saham sekitar 6,1 miliar saham di bursa saham AS. Angka ini di bawah rata-rata perdagangan saham sekitar 6,6 miliar saham sepanjang Juli 2015. (Ahm/Igw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini