Sukses

Iran Buka Akses Bisnis, Negara Mana Paling Untung?

Sebab selain ekspor minyak akan mengalir deras dari negara ini, akses bisnis juga terbuka untuk industri mulai dari pesawat hingga mobil.

Liputan6.com, New York - Negara-negara di Asia diprediksi akan menjadi pihak yang menuai keuntungan jika Iran kembali membuka akses bisnisnya. Sebab selain ekspor minyak akan mengalir lebih deras dari negara ini, akses bisnis juga terbuka untuk produk industri seperti pesawat hingga mobil.

Produsen Asia ditetapkan menjadi salah satu pemenang terbesar dengan pembukaan akses ini. Pada industri mobil, misalnya. Iran diyakini akan memesan banyak kendaraan, usai 36 tahun, akses pasar otomotif kendaraan ini tertutup ketika Revolusi Islam terjadi.

Negara ini tercatat membeli lebih dari 1 juta unit kendaraan sebelum terkena sanksi, menurut Anna-Marie Baisden, Kepala analisis auto BMI Research, yang berbasis di London.

"Ini adalah kesempatan yang fantastis untuk produsen mobil Asia," jelas Baisden melansir laman Bloomberg, Senin (20/7/2015). Iran dikatakan memiliki selera untuk merek asing dengan kualitas yang baik.

Produsen yang diuntungkan bukan hanya perusahaan mobil seperti Toyota dan Hyundai. Asosiasi Perdagangan Internasional Korea memprediksi pasar konstruksi Iran akan meningkat menjadi US$ 154,4 miliar pada 2016 dari sebelumnya hanya US$ 88,7 miliar pada 2013.

Korea Selatan berencana meningkatkan penjualan produk baja, petrokimia dan mesin ke Iran, seiring dibangunnya kembali infrastruktur di negara Republik Islam ini. Ekspor suku cadang mobil, ponsel, lemari es dan peralatan rumah lainnya juga diharapkan meningkat.

Adapun mitra dagang terbesar Iran selama ini adalah China, yang tetap membeli minyak negara itu meski ada sanksi. Diikuti Uni Emirat Arab, yang memungkinkan kemudahan akses ke Iran membeli barang-barang asing. Tiga dari empat negara mitra dagang terbesar lainnya yakni India, Korea Selatan dan Jepang, yang semua terletak di Asia.

Pertumbuhan minyak dan gas Iran diprediksi akan naik menjadi 5,2 persen per tahun kurun 2016-2019 dari sebelumnya hanya 2 persen di tahun ini, menurut Economist Intelligence Unit (EIU).

Iran, masuk negara dengan ekonomi terbesar ke-29 dunia berdasarkan nilai tukar pasar. Ekonominya diprediksi akan naik ke posisi 22 pada 2020.

"Orang-orang pasti akan memiliki uang untuk dibelanjakan segera setelah sanksi-sanksi dicabut dan ekonomi mulai menggeliat lagi," kata Baisden. (Nrm/Igw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini