Sukses

Dahsyatnya Efek Mudik Buat Ekonomi RI

Aktifitas mudik ke berbagai daerah memberikan dampak luar biasa terhadap perekonomian nasional.

Liputan6.com, Jakarta - Tradisi mudik yang terjadi setiap tahun bukan hanya bentuk perayaan Lebaran. Aktifitas mudik ke berbagai daerah memberikan dampak luar biasa terhadap perekonomian nasional, salah satunya peningkatan konsumsi yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi.

Pengamat Ekonomi dari Universitas Padjajaran, Bandung, Ina Primiana mengungkapkan, mudik sangat membantu perekonomian di daerah. Pada akhirnya, berkontribusi terhadap ekonomi nasional. Hal ini sudah berlangsung selama berpuluh-puluh tahun lamanya.

"Di sepanjang jalan yang dilewati pemudik, roda perekonomian berjalan karena pemudik membelanjakan uangnya untuk makanan, jajan, wisata, hiburan dan buat oleh-oleh. Semua itu konsumsi masyarakat yang berdampak besar buat ekonomi kita," tutur dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Jakarta, Selasa (21/7/2015).   

Kata Ina, belum lagi uang yang dikirimkan dari para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) untuk orangtua atau sanak saudara di Tanah Air, akan memicu peningkatan aktifitas transaksi di perbankan. Dan uang yang dikirimkan tersebut kemudian dibelanjakan lagi di Indonesia.

Dia menerangkan, masyarakat Indonesia terutama kalangan menengah ke bawah rela menghabiskan Tunjangan Hari Raya (THR) untuk mudik dan belanja di momen Lebaran. Mereka, lanjutnya, kerap hanya menyisakan uang untuk bertahan hidup beberapa hari sebelum upah bulanan diterima.

"Transaksi uang saat Lebaran tuh besar sekali, karena biasanya mereka jajan terus. THR yang diterima pun naik setiap tahun karena penyesuaian gaji," ujar Ina.

Namun dia mengakui bahwa ada pelemahan daya beli masyarakat di tahun ini akibat perlambatan ekonomi Indonesia. Masyarakat, sambungnya, menyiasati dengan mengurangi jumlah maupun menurunkan kualitas barang yang dibeli.

"Belanja sih tetap, tapi belinya enggak sebanyak tahun lalu atau kualitasnya enggak usah yang bagus-bagus. Jadi sumbangan mudik ke konsumsi paling di bawah 0,5 persen karena sekarang situasinya agak berbeda," ucap Ina. (Fik/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini