Sukses

Kekhawatiran Kelebihan Pasokan Tekan Harga Minyak

Dalam konsensus analis, stok atau persediaan minyak mentah di AS akan mengalami penurunan 2,3 juta barel.

Liputan6.com, New York - Harga minyak merosot karena adanya kekhawatiran dari pelaku pasar bahwa pasokan yang ada saat ini terlalu berlebihan jika dibandingkan dengan permintaan yang ada. Kekhawatiran tersebut muncul setelah pemerintah Amerika Serikat (AS) mengeluarkan data mengenai stok mingguan minyak mentah.

Mengutip BBC, Kamis (23/7/2015), harga minyak mentah Brent yang merupakan patokan harga dunia merosot 1,2 persen ke level US$ 56,24 per barel. Sementara harga minyak mentah AS turun 0,4 persen sehingga berada di bawah US$ 50 per barel.

Departemen Energi Amerika Serikat mengumumkan, secara tak terduga, stok minyak mentah AS naik 2,5 juta barel pada pekan lalu. Data yang dikeluarkan oleh otoritas energi di Amerika Serikat tersebut sangat bertolak belakang dengan prediksi para analis.

Dalam konsensus analis, stok atau persediaan minyak mentah di AS akan mengalami penurunan 2,3 juta barel. Penurunan tersebut terjadi karena memang terjadi peningkatan permintaan di beberapa sektor industri.

Dengan adanya kenaikan persediaan tersebut membuat pelaku pasar khawatir bahwa di pasar saat ini terjadi kelebihan pasokan yang tidak sebanding dengan permintaan.  "Ini adalah kejutan yang sangat besar melihat data yang dikeluarkan tersebut pada tahun ini," jelas pendiri Tyche Capital Advisors, Tariq Zahir.

Data tersebut keluar setelah organisasi negara-negara pengekspor minyak atau Organisation of the Petroleum Exporting Countries (Opec) menyatakan bahwa mereka tidak akan menurunkan produksi atau tetap mempertahankan produksinya.

Langkah tersebut dilakukan oleh negara-negara tersebut untuk mempertahankan pangsa pasar. Memang, beberapa produsen minyak dari Amerika Serikat mencoba untuk meningkatkan pangsa pasar mereka setelah memaksimalkan produksinya.

Sebelumnya, OPEC telah bereaksi terhadap penurunan harga minyak dengan sedikit mengurangi produksinya. Sebuah langkah normal untuk meningkatkan harga. Harga minyak saat ini telah turun hampir setengah jika dibandingkan dengan tahun lalu yang berada di kisaran US$ 110 per barel pada Juli 2015. (Gdn/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.