Sukses

Tiru Pertamax, Harga Pertalite Bisa Berubah Tiap 2 Minggu

Saat ini, perubahan harga BBM paling tinggi dipengaruhi oleh nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar AS.

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) akan mengevaluasi harga jual produk Bahan Bakar Minyak (BBM) Pertalite setiap 2 minggu sekali. Langkah evaluasi tersebut mengikuti Pertamax yang juga merupakan BBM non subsidi produksi Pertamina.

Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina, Ahmad Bambang mengatakan, harga Pertalite dibentuk atas dua unsur yaitu Harga Indeks Pasar dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Karena kedua patokan harga tersebut berubah setiap waktu maka Pertamina juga akan mengevaluasi harga Pertalite. Penyesuaian harga tersebut akan dilakukan setiap 2 pekan sekali. Hal yang sama juga dilakukan kepada produk BBM non subsidi lainnya yaitu Pertamax 92, Pertamax Plus 95 dan Pertamina Dex.

"Kami evaluasi dua minggu, tapi tak mesti dua minggu berubah sama seperti pertamax. Evaluasi paling cepet dua minggu kalau ingin berubah tapi belum tentu berubah," jelas Bambang, saat meluncurkan uji coba pasar Pertalite, di SPBU 31.10202, Jalan Abdul Muis Jakarta Pusat Jumat (24/7/2015).

Saat ini, perubahan harga BBM paling tinggi dipengaruhi oleh kurs. Pasalnya, harga indeks pasar sedang mengalami penurunan, namun kurs dolar AS mengalami penguatan. "Memang turun untuk harga minyak, namun kurs ini yang susah. Kurs sekarang berapa? Kemarin cuma Rp 12.500 sekarang sudah Rp 13.400 naiknya sudah berapa persen," tuturnya.

Untuk diketahui, harga minyak mentah jenis light sweet untuk pengiriman September turun 74 sen (1,5 persen) menjadi US$ 48,45 per barel di New York Mercantile Exchange. Ini menjadi penutupan terendah sejak 31 Maret.

Sedangkan Brent, harga patokan minyak global turun 86 sen (1,5 persen) ke posisi US$ 55,27 per barel di ICE Futures Europe. Ini juga menjadi yang terendah sejak 2 April.

Uji Coba

Bambang juga menjelaskan, uji pasar varian produk gasoline non subsidi Pertalite dilakukan pada 101 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang tersebar di tiga kota, yaitu Jakarta, Bandung, dan Surabaya.

"Pertalite adalah varian baru dari produk gasoline non subsidi Pertamina yang diharapkan dapat memberikan lebih banyak pilihan kepada konsumen,” kata Bambang.

Menurutnya, setelah melalui berbagai tahapan pengujian secara teknis dan perizinan dari pemerintah, langkah selanjutnya Pertamina melakukan uji pasar dalam dua bulan ke depan untuk mengetahui seberapa jauh respons pasar dan konsumen di Tanah Air terhadap Pertalite.

“Tahapan uji pasar ini sangat penting bagi Pertamina untuk mengetahui animo masyarakat terhadap Pertalite," ungkapnya.

Pertalite merupakan varian produk bahan bakar gasoline yang diformulasikan Pertamina untuk konsumen yang menghendaki bahan bakar pembakaran yang lebih baik, dengan harga terjangkau. Langkah ini juga terinspirasi oleh perkembangan teknologi kendaraan bermotor di Indonesia.

Pertalite, memiliki level research octane number (RON) 90, Pertalite membuat pembakaran pada mesin kendaraan dengan teknologi terkini lebih baik dibandingkan dengan Premium yang memiliki RON 88. Pertalite sesuai untuk digunakan kendaraan bermotor roda dua hingga kendaraan multi purpose vehicle ukuran menengah. (Pew/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini