Sukses

Rupiah Tertekan Tak Pengaruhi Biaya Operasional PT KAI

Biaya operasional pengadaan spare part yang sebagian besar masih impor terkena dampak nilai tukar rupiah melemah namun kecil.

Liputan6.com, Jakarta - PT Kereta Api Indonesia (Persero) menyatakan tidak mengambil pusing terkait kondisi ekonomi Indonesia yang mengalami perlambatan hingga saat ini.

Direktur Utama KAI, Edi Sukmoro menilai meski pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat di kuartal I 2015, namun dalam kenyataannya jumlah penumpang‎ KAI terus meningkat setiap tahunnya.

"‎Soal perlambatan ekonomi, saya membaca tetap ukuran KAI itu dari terjual habisnya tempat duduk, bahwa H-7 sampai H+7 lebaran semua habis, bahkan banyak yang masih mencari, jadi koneksi antara perlambatan ekonomi ke pengguna moda trasportasi tidak ada," kata Edi di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Senin (27/7/2015).
‎

Selama mudik lebaran H-7 hingga H+7 Lebaran, KAI telah mengangkut 1,8 juta penumpang, atau naik jika dibandingkan arus mudik di periode yang sama tahun lalu yang hanya sekitar 1,7 juta penumpang.

Selama posko Lebaran, KAI telah menambah 15 rangkaian kereta untuk menampung lonjakan penumpang saat perayaan Lebaran 2015. Dirinya meyakini, kalau pun KAI menambah 5 rangkaian kereta lagi menjadi 20 rangkaian kereta, pasti tetap akan ludes terjual. "Ini sebagai bukti tidak ada pengaruh perlambatan ekonomi ke kami," tegas dia.

Namun demikian, ada beberapa pembiayaan KAI yang sedikit meningkat , yaitu dalam hal pengadaan spare part kereta api yang sebagian besar masih di dapat dengan impor. Pengadaan impor tersebut lebih besar lebih dikarenakan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS‎ yang terjadi sampai saat ini.

"‎Tapi secara keseluruhan tidak ada pengaruh besar ke kita, KAI meski kontrak dalam rupiah, tapi ada beberapa yang mengangkut logistik dalam volume dolar," ujar Edi. (Yas/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini