Sukses

Wall Street Merosot Kena Imbas Tekanan Bursa Saham China

Indeks saham Dow Jones berakhir di titik terendah sejak Februari ke level 17.441,79.

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) melemah di awal pekan seiring indeks saham Nasdaq turun hampir satu persen dipicu penurunan bursa saham China dalam delapan tahun. Hal itu meningkatkan kekhawatiran kalau pertumbuhan ekonomi China melambat dapat berdampak ke mitra dagang China.

Indeks saham acuan Dow Jones pun berakhir di titik terendah sejak Februari 2015. Indeks saham S&P 500 berakhir pada titik terendah lebih dari dua minggu. Indeks saham Nasdaq menyentuh level terendah dalam empat pekan ini.

Indeks saham Dow Jones melemah 0,72 persen ke level 17.441,79. Indeks saham S&P 500 tergelincir 0,57 persen menjadi 2.067,75. Indeks saham Nasdaq melemah 0,96 persen ke level 5.039,78.

Selain sentimen negatif China menekan bursa saham AS, 480 saham di bursa saham New York pun mencapai level harga terendah dalam 52 minggu. Penurunan harga saham ini paling tajam sejak 15 Oktober. Saham perusahaan China yang terdaftar di bursa saham AS pun merosot termasuk Alibaba dan Baozun. Tak hanya itu, harga komoditas pun kembali tertekan.

"Dampak penurunan indeks saham China tidak hanya Amerika Serikat tetapi juga bursa saham global," ujar Chuck Carlson, Direktur Horizon Invesment Services, seperti dikutip dari laman Reuters, Selasa (28/7/2015).

Adapun sembilan dari sepuluh sektor saham pun tertekan. Indeks sektor saham energi melemah 1,35 persen, dan memimpin penurunan.

Dengan laporan keuangan kuartal II 2015 berjalan baik, analis memperkirakan, laba perusahaan yang masuk di indeks S&P 500 hanya turun 0,3 persen dan pendapatan melemah 3,9 persen. Hasil kinerja itu dapat mempengaruhi valuasi saham sudah relatif mahal. Saat ini valuasi saham diperdagangkan 16,9 kali laba dalam 12 bulan ke depan. Valuasi saham ini di atas rata-rata 10 tahun sekitar 14,7 kali.

"Valuasi saham adalah perhatian sekarang. Kami benar-benar perlu melihat pertumbuhan pendapatan perusahaan," ujar Randy Frederick, Direktur Charles Schwab.

Saham yang mempengaruhi pasar di awal pekan ini antara lain saham Teva Pharmaceutical melonjak 16,41 persen menjadi US$ 72 setelah sepakat membeli Allergan's senilai US$ 40,5 miliar. Saham Allergan naik 6,09 persen. Sedangkan saham Fiat Chrysler merosot 4,88 persen setelah mendapatkan denda sekitar US$ 105 juta.

Saat ini jadi fokus perhatian pelaku pasar antara lain pertemuan bank sentral AS dalam dua hari ini. Pelaku pasar menanti kapan bank sentral AS menaikkan suku bunga. (Ahm/Igw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.