Sukses

Bappenas akan Kaji Skema Tawaran Pinjaman Inggris

Bantuan 1 miliar poundsterling dari Inggris akan masuk dalam Blue Book 2015-2019 yang sedang disusun Kementerian PPN.

Liputan6.com, Jakarta - Perdana Menteri Inggris David Cameron menawarkan bantuan dana segar sebesar 1 miliar poundsterling kepada Indonesia untuk membiayai proyek-proyek infrastruktur. Pinjaman luar negeri ini akan masuk dalam Daftar Rencana Pinjaman atau Hibah Luar Negeri atau Blue Book Kementerian PPN/Bappenas.

Deputi Menteri PPN Bidang Pendanaan Pembangunan, Wismana Adi Suryabrata mengaku masih mempelajari detil pinjaman Inggris dengan skema kredit ekspor tersebut.

"Belum, saya akan pelajari dulu detilnya, termasuk skema ekspor kredit seperti apa," ucap dia saat berbincang di kantornya, Jakarta, Rabu (29/7/2015).

Namun dia memastikan bantuan tersebut akan masuk dalam Blue Book 2015-2019 yang sedang disusun Kementerian PPN. Dalam daftar rencana pinjaman atau hibah luar negeri tersebut, pemerintah membatasi penyerapan utang untuk membiayai pembangunan infrastruktur di Indonesia. Nilainya US$ 39 miliar selama lima tahun.

"Intinya kalau Blue Book US$ 39 miliar. Dan bisa saja pinjaman Inggris itu masuk Blue Book, karena sudah ada penawaran dari lain, seperti World Bank, IDB. Nanti dikaji yang pas sektor mana," kata dia.

Kementerian PPN, kata Wismana, telah memasukkan sejumlah proyek yang siap dibiayai dengan pinjaman luar negeri dalam kurun waktu lima tahun. Sayang dia masih enggan menyebutkan rincian proyek tersebut.

"Sebagian proyek yang masuk RPJMN sudah (Blue Book). Sebagian lagi perlu studi kelayakan lebih lanjut," ujar Wismana.

Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menuturkan Indonesia tidak akan menolak bila diberikan dana segar 1 miliar poundsterling.

"Selama itu (kredit) kondisinya baik, ya kami pasti terima. Kami butuh perdagangan. Artinya, perdagangan itu kalau kami mengimpor barang dari Inggris dikasih kredit," kata JK.

Dana sebesar itu nantinya akan dialokasikan untuk pembangunan sistem pengolahan limbah di Jakarta dan pembangunan pembangkit listrik panas bumi. (Fik/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.