Sukses


Pengembang Ini Pilih Perkuat Pasar Menengah

Pasar properti yang kurang kondusif tahun ini tidak membuat ekspansi pengembang surut.

Liputan6.com, Jakarta - Pasar properti yang kurang kondusif tahun ini tidak membuat ekspansi pengembang surut. Pertumbuhan kelas menengah di Indonesia yang mencapai 7 juta orang per tahun menjadi ceruk pasar yang kini ramai dibidik, salah satunya Paramount Land yang terus meluncurkan proyek residensial dengan kisaran harga di bawah Rp 800 juta.

Presiden Direktur Paramount Land, Ervan Adi Nugroho mengungkapkan pertumbuhan kelas menengah di Indonesia sangat signifikan setiap tahunnya. Saat ini sedikitnya ada sekitar 45 juta kelas menengah di Tanah Air berdasarkan data World Economic Forum yang dapat menstimulasi perkembangan bisnis properti.

"Potensi kelas menengah ini memang menjadi target market kami yang utama di tengah kondisi perekonomian nasional dan global yang memang belum kondusif. Pasar di segmen ini memiliki daya beli sebagai end user," ungkap Ervan yang dihubungi Liputan6.com, Kamis (30/7/2015).

Di sisi lain, pengembang masih melihat adanya optimisme pasar mengingat kebutuhan rumah dalam situasi apa pun pasti akan tetap ada karena pertambahan penduduk terus terjadi, banyak kelahiran dan banyak orang yang berkeluarga sehingga membutuhkan tempat tinggal. Menurut Ervan, penurunan permintaan rumah yang terjadi saat ini lebih karena persepsi dan kebutuhan investasi masyarakat saja yang lebih berhati-hati.

Tapi sebenarnya, tambah Ervan, berdasarkan pengalaman-pengalaman selama ini termasuk saat krisis moneter, ketika properti turun maka itu adalah saat paling tepat untuk membeli. Karena kalau pasar nanti sudah kembali normal, maka harga juga akan naik.

"Kelas menengah ini adalah peluang di tengah sikap wait and see investor, karena rumah di segmen ini terjangkau oleh end user terutama keluarga-keluarga muda yang butuh rumah," ujar dia.

Paramount Land telah meluncurkan proyek residensial menengah terbaru dengan harga jual berkisar Rp 600 juta hingga Rp 700 juta per unit.

Direktur Pemasaran Paramount Land, Andreas Nawawi menyebutkan proyek Amarillo Village di Gading Serpong, Tangerang, ini mengusung perpaduan konsep compact custom home (desain sesuai pilihan konsumen) dan konsep rumah tumbuh yang ke depan bisa diperluas sesuai keperluan pemilik. Dua tipe di proyek teranyar Paramount Land ini bervariasi dari mulai luas bangunan 36 meter persegi hingga 59 meter persegi.

Menurut Andreas, proyek ini dikembangkan di atas lahan seluas 8,8 hektare di lokasi strategis yang menjadi penghubung antara kawasan selatan Gading Serpong dengan BSD City. Kebutuhan investasi untuk pembangunan sekitar 1.300 unit rumah di Amarillo Village sekitar Rp 300 miliar, dimana untuk tahap pertama akan dibangun 315 unit terlebih dahulu.

"Strategi pemasaran lain tentu kami ada gimmick pasar seperti pola pembayaran hingga 60 kali, dan garansi delivery rumah seperti yang selama ini selalu kami jaga," ujar dia.

Ditanya mengenai realisasi penjualan pemasaran (marketing sales) Paramount Land di semester I 2015, Ervan Adi Nugroho mengatakan sudah 40 persen dari target marketing sales tahun ini sebesar Rp 3 triliun. Artinya perusahaan properti itu sudah mengantongi penjualan sekitar Rp 1,2 triliun hingga Juni lalu.

"Kami tetap optimistis target penjualan tahun ini bisa tercapai, karena siklusnya di semester kedua itu penjualan lebih baik, apalagi sekarang aturan uang muka KPR sudah turun dari 30 persen menjadi 20 persen sehingga semakin mempermudah konsumen."

Dia menyebutkan saat ini Paramount Land sedang membangun sekitar 4.100 unit rumah, dan kemungkinan akan bertambah lagi hingga di atas 5.000 unit dengan dimulainya pembangunan proyek Amarillo Village.

Reporter: Muhammad Rinaldi

(Rinaldi/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Video Terkini