Sukses

Rilis Kinerja Emiten Tertekan, IHSG Turun Tipis

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun tipis 8,62 poin ke level 4.712,49 pada penutupan perdagangan saham Kamis pekan ini.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tidak mampu bertahan di zona hijau pada perdagangan saham Kamis pekan ini. Hal itu seiring pelaku pasar merespons negatif dari hasil laporan keuangan sejumlah emiten.

Pada penutupan perdagangan saham, Kamis (30/7/2015), IHSG turun tipis 8,62 poin (0,18 persen) ke level 4.712,49. Indeks saham LQ45 turun 0,35 persen ke level 793,25. Sebagian besar indeks saham melemah kecuali indeks saham DBX naik 0,55 persen dan indeks saham Pefindo 25 menguat 0,52 persen ke level 418,36.

Ada sebanyak 142 melemah sehingga menyeret IHSG ke zona merah. Sedangkan 128 saham menguat sehingga menahan pelemahan IHSG. Akan tetapi, 96 saham lainnya diam di tempat.

Transaksi perdagangan saham hari ini tidak terlalu ramai. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 180.382 kali dengan volume perdagangan saham sekitar 5,77 miliar saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 4,71 triliun. Pada hari ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 4.754,72 dan terendah 4.711,56.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham melemah kecuali sektor saham aneka industri naik 1,64 persen, sektor saham infrastruktur mendaki 0,65 persen, sektor saham konstruksi menguat 0,13 persen, dan sektor saham perdagangan mendaki 0,02 persen. Sedangkan sektor saham barang konsumsi turun 1,04 persen, sektor saham industri dasar melemah 1 persen, dan sektor saham perkebunan 0,97 persen.

Meski IHSG melemah, berdasarkan data RTI, investor asing melakukan aksi beli bersih sekitar Rp 300 miliar. Sedangkan pemodal lokal melakukan aksi jual sekitar Rp 200 miliar.

Saham-saham yang menguat dan sebagai penggerak indeks saham antara lain saham WSKT naik 3,29 persen ke level Rp 1.725 per saham, saham UNTR mendaki 2,95 persen ke level Rp 19.200 per saham, dan saham LPKR menanjak 2,71 persen ke level Rp 1.135 per saham.

Sedangkan saham-saham yang menekan indeks saham antara lain saham WIKA turun 5,54 persen ke level Rp 2.645 per saham, saham ADHI Karya Tbk tergelincir 14,61 persen ke level Rp 2.250 per saham, dan saham AALI merosot 4,95 persen ke level Rp 19.675 per saham.

Kepala Riset PT Universal Broker Securities, Satrio Utomo menuturkan IHSG melemah seiring rilis laporan keuangan emiten tak sesuai harapan. Kinerja emiten tertekan antara lain PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) mencatatkan kinerja laba bersih turun 50,8 persen menjadi Rp 2,4 triliun hingga semester I 2015 jika dibandingkan periode sama tahun 2014. Penurunan laba itu akibat meningkatnya beban pencadangan perseroan sebesar 172,2 persen dari Rp 2,2 triliun pada semester I 2014 menjadi Rp 6 triliun pada semester I 2015.

Tak hanya kinerja PT Bank Negara Indonesia Tbk turun, tetapi juga PT Jasa Marga Tbk yang mencatatkan laba turun 17,44 persen menjadi Rp 670,03 miliar hingga semester I 2015. Namun pendapatan merosot 8,7 persen menjadi Rp 4,09 triliun pada semester I 2015.

"Banyak kinerja emiten tertekan membuat IHSG terkoreksi. Pelaku pasar juga menunggu laporan kinerja keuangan emiten bank lainnya seperti BRI, Bank Mandiri, dan Astra International," kata Satrio saat dihubungi Liputan6.com.

Satrio menambahkan, bursa saham regional juga melemah yang ditunjukkan dari indeks saham Hong Kong Hang Seng. (Ahm/)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini