Sukses

Ekonomi AS Tumbuh di Kuartal II Bikin Wall Street Berakhir Datar

Ini menunjukkan momentum yang stabil yang bisa membawa Federal Reserve lebih cepat untuk menaikkan suku bunganya pada tahun ini.

Liputan6.com, New York - Wall Street ditutup mendatar pada perdagangan Kamis (Jumat pagi waktu Jakarta), dipicu data terbaru yang menunjukkan jika ekonomi Amerika Serikat (AS) tumbuh lebih cepat pada kuartal II dan investor yang terus memantau kondisi kinerja perusahaan di negara ini.

Melansir laman Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average berakhir lebih rendah 0,03 persen pada posisi 17.745,98. Sementara indeks S&P 500 tidak berubah tetap di posisi 2.108,63 poin. Sedangkan indeks Nasdaq Composite bertambah 0,33 persen menjadi 5.128,79 poin.

Indeks dipengaruhi investor yang terus memantau kinerja perusahaan-perusahaan yang melaporkan perolehannya di kuartal II ini.

Seperti saham Procter & Gamble (PG.N), Facebook (FB.O) dan Whole Foods Market (WFM.O) yang mengalami kejatuhan setelah laporan kuartalan perusahaan dilansir, di mana investor menginginkan kinerja lebih baik. Saham Procter & Gamble tercatat turun 4,0 persen, Facebook turun 1,8 persen dan Whole Foods merosot 11,6 persen.

Namun adapula perusahaan yang mengalami kenaikan setelah perdagangan, yakni saham LinkedIn (LNKD.N) yang melonjak 8 persen sementara Expedia (EXPE.O) sebesar 6 persen, karena laporan kinerja kuartalan perusahaan ini membuat investor semringah.

Dengan kondisi pendapatan perusahaan bervariatif di kuartal kedua musim ini, akan menjadi fokus pada saat Federal Reserve akan mulai menaikkan suku bunganya.

"Kami sudah terjebak sejak hampir awal tahun. Tidak ada yang memotivasi investor untuk keluar," kata Warren West dari Greentree Brokerage Services di Philadelphia.

Wall Street juga terimbas pertumbuhan ekonomi AS yang tercatat lebih cepat pada kuartal II ini, seiring pengeluaran konsumen yang solid mengimbangi pengeluaran peralatan yang melemah, menunjukkan momentum yang stabil bisa membawa Federal Reserve lebih cepat untuk menaikkan suku bunganya pada tahun ini.

Adapun laporan GDP AS, ikut mengangkat dolar karena beberapa investor bertaruh kenaikan suku bunga akan berlangsung pada September, bukan Desember. Indeks dolar naik 0,6 persen menjadi 97,545 setelah menyentuh level tertinggi dalam seminggu.

Sekitar 6,4 miliar saham berpindah tangan di bursa AS, di bawah rata-rata harian 6,7 miliar bulan ini, menurut BATS Global Markets.(Nrm/Igw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini