Sukses


Penjualan Susut, Modernland Belum Berniat Revisi Target

Hampir seluruh perusahaan properti mengalami penurunan penjualan di semester I, sebagai imbas goncangan ekonomi global dan nasional.

Liputan6.com, Jakarta - PT Modernland Realty Tbk belum berencana merevisi target penjualan pemasaran (marketing sales) tahun ini yang dipatok sebesar Rp 5,4 triliun, meski realisasi penjualan di semester pertama lalu masih di bawah harapan manajemen.

Managing Director Modernland Andy K Natanael mengungkapkan, manajemen tetap optimistis target tersebut akan dicapai pada semester kedua tahun ini.

Menurut dia hampir seluruh perusahaan properti mengalami penurunan penjualan di semester pertama sebagai imbas goncangan ekonomi global dan nasional.

Namun lazimnya di semester kedua atau pasca Lebaran, permintaan properti terutama rumah akan kembali naik karena mayoritas proyek infrastruktur sudah mulai berjalan dan uang beredar meningkat.

"Hingga akhir tahun ini kami masih akan luncurkan tiga cluster hunian baru di Jakarta Garden City di Cakung untuk mengejar target marketing sales," kata Andy yang dihubungi Liputan6.com, Jumat (30/07/2015).

Dia menambahkan, pasca Lebaran sejumlah buyer asing juga akan mulai masuk. Kondisi itu akan mendorong penjualan lahan industri milik perusahaan di Modern Cikande, Serang.

Kenaikan permintaan, ungkap Andy, berpotensi mendongkrak pertumbuhan harga lahan industri di Cikande sekitar 20 persen, terutama setelah rampungnya pintu tol langsung ke kawasan industri Modern Cikande.

"Harga lahan industri kami kemungkinan juga akan terkoreksi, sehingga nilai penjualan dari kawasan berpotensi bertambah," ujar Andy.

Sedangkan di segmen komersial, pada semester kedua 2015 akan dibangun proyek pertokoan di Jakarta Garden City. Namun, jumlahnya tidak banyak yakni sekitar 36 unit, dengan harga Rp 4 miliar per unit ruko. Dari proyek ruko ini saja diperkirakan penjualan bisa sekitar Rp 1,5 triliun.

Meski meyakini permintaan properti akan lebih baik di semester kedua, dibanding semester pertama tahun ini, tetapi Andy tetap berharap pemerintah memberikan kelonggaran-kelonggaran aturan untuk mendorong pertumbuhan sektor properti.

"Industri properti ini dapat mendorong ratusan sektor riil lainnya. Bahkan di negara-negara lain sektor properti itu menjadi salah satu indikator pertumbuhan ekonomi mereka," papar dia.

Terkait strategi pemasaran yang dilakukan Modernland di tengah penurunan minat konsumen membeli properti, dia mengaku, tentunya setiap pengembang punya gimmick berbeda untuk menarik minat pembeli.

Modernland misalnya, memilih terus melengkapi fasilitas bagi penghuni di seluruh proyek perumahan yang dikembangkan, sehingga begitu pasar properti membaik bisa curi start. Selain tentunya tetap menerapkan berbagai promo skim pembayaran yang menarik dan terjangkau.(Nrm)

Reporter: Muhammad Rinaldi

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Video Terkini