Sukses

Antisipasi El Nino, Pemerintah Kaji Impor Beras

Pemerintah akan mempersiapkan cadangan pasokan beras hadapi El Nino.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika memperkirakan gelombang panas El Nino akan melanda Indonesia sampai November 2015. Hal ini tentu berdampak pada ketahanan pangan dalam negeri, terutama produksi beras.

Agar ketahanan pangan tidak terganggu, pemerintah pun mempertimbangkan kebijakan impor beras. "Kalau besar pengaruhnya barangkali terhadap produk pangan, itu apakah perlu kita impor atau tidak. Nanti akan dilakukan studi yang lebih mendalam," kata Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil, di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Senin (3/8/2015).

Sofyan menuturkan, hasil studi yang melibatkan Menteri Pertanian Amran Sulaiman dan Menteri Perdagangan Rahmat Gobel itu akan dalam waktu dekat. Dalam minggu ini pula, hasil dibawa ke Rapat Kabinet dan akan diambil keputusan‎. Meski demikian, tidak selamanya El Nino berdampak buruk.

"Yang jelas dengan El Nino dampak produksi ikan akan meningkat, yang positifnya di sana tapi yang lain negatif. Tapi bahwa berapa besar terhadap lahan pangan akan menentukan tindakan selanjutnya apakah impor atau tidak," ujar Sofyan.

Sofyan mengatakan, persediaan beras Indonesia saat ini masih dalam tahap aman. Namun, kondisi alam tak bisa ditebak, sehingga pemerintah mempersiapkan diri sebaik mungkin. Ia menyampaikan Bulog memiliki cadangan beras mencapai 1,5 juta ton.

"Tetapi kalau misal El Nino terjadi bukan hanya sampai Oktober, November tapi bagaimana nanti implikasi sampai tahun depan. Jadi kita harus punya cadangan yang cukup pada akhir tahun‎," tandas dia.

Sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) mengimbau kepada para menteri di pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk tidak membuka keran impor pangan dalam situasi kekeringan atau El Nino. Alasannya, BPS menilai bahwa produksi pangan khususnya padi masih cukup memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat.

Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, Adi Lumaksono mengungkapkan, El Nino akan mempengaruhi produksi pangan yang sudah ditetapkan dalam Angka Ramalan (ARAM) I sebesar 75,5 juta ton padi.

"Pasti akan lebih rendah produksinya karena El Nino, tapi bukan berarti lebih rendah dari 2014. Harusnya ada stok beras, jadi tidak perlu harus impor. DPR pun tidak mau kan kalau kita impor pangan," ujar dia saat berbincang usai Konferensi Pers Inflasi di Jakarta.

Ia mengatakan, produksi pangan diperkirakan tidak terlalu merosot jauh mengingat upaya pemerintah untuk mengantisipasi dampak El Nino sungguh luar biasa. Diantaranya pembagian pompa di daerah dan cadangan anggaran pangan hingga Rp 3,5 triliun.(Silvanus A/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.