Sukses

Proyek Donggi Senoro Diharapkan Dorong Ekonomi Indonesia Timur

Proyek pengembangan Donggi Senoro LNG merupakan proyek LNG ke-4 di Indonesia yang memonetisasi cadangan gas di wilayah Sulawesi.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Proyek Donggi Senoro LNG di Sulawesi Selatan, Senin (3/8/2015) di lokasi kilang Donggi Senoro LNG, Desa Uso, Kecamatan Batui, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah.

Dalam sambutannya, Presiden mengatakan pembangunan proyek LNG tersebut merupakan yang pertama mengadopsi model pengembangan hulu dan hilir yang terpisah berdasarkan Undang-Undang Minyak dan Gas Bumi Nomor 22 Tahun 2001.

"‎Proyek pengembangan Donggi Senoro LNG (DSLNG) merupakan proyek LNG ke-4 di Indonesia yang memonetisasi cadangan gas di wilayah Sulawesi sebagai bagian dari upaya membangun kedaulatan energi di sektor gas. Proyek ini hampir 30 tahun belum dikembangkan," ujar Presiden Jokowi melalui Tim Komunikasi Presiden Sukardi Rinakit.

Dengan skema tersebut, menurut Presiden, pemerintah tidak menanggung cost recovery sebesar US$ 2,8 miliar sehingga pengembangan hulu lebih dapat dioptimalkan. Dengan target total produksi hulu sebesar 415 MMCFD, Presiden berharap proyek DSLG ini dapat memasok kebutuhan pembangkit listrik, pabrik amonia, dan kilang LNG.

Dari laporan yang diterima Juni 2015 lalu, Presiden menyatakan Pertamina telah membeli kargo pertama produksi gas kilang DSLNG. Kargo pertama itu akan diangkut  ke Terminal Regasifikasi Arun untuk memasok industri di kawasan Sumatera bagian Utara.

"Beroperasinya Proyek Donggi-Senoro LNG telah sejalan dengan rencana Pemerintah untuk mencapai target pembangkit listrik 35,000 MW. Dengan naiknya tingkat rasio elektifikasi dari 81,5 persen menjadi 96,6 persen, ini akan memperkuat infrastruktur energi nasional dan pasokan gas domestik," kata Jokowi.

Jokowi juga memerintahkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral serta PT Pertamina (Persero) untuk memgintegrasikan pengembangan proyek monetisasi gas Donggi Senoro ini, mulai dari hulu hongga hilir. Dari produsen gas, sampai dengan para pengguna, baik industri petrokimia, pembangkit listrik maupun pembeli LNG.

Dengan beroperasinya Terminal DSLNG ini Presiden berharap  kebutuhan gas baik di Sulawesi maupun kawasan Indonesia Timur akan terpenuhi. Proyek ini diharapkan bisa menstimulus perekonomian daerah Sulawesi Tengah dan membuka lapangan kerja baru. "Potensi pendapatan negara yang didapat akan meningkat sekitar USD 7,02 miliar apabila proyek beroperasi penuh selama 13 tahun," ucapnya.

Dengan demikian, proyek DSLNG ini diharapkan bisa menjadi growth engine (mesin pertumbuhan) bagi kawasan, khususnya pertumbuhan ekonomi di kawasan Indonesia Timur. (Luqman Rimadi/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.