Sukses

Musim Hujan Mundur, RI Terancam Krisis Pangan

Pemerintah diimbau harus siap antisipasi kekurangan pasokan beras pada Desember hingga Maret 2015.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Komite Tetap Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Bidang Pangan, Franciscus Welirang meminta pemerintah untuk bertindak cepat mengantisipasi kekurangan stok pangan nasional akibat kekeringan dan ancaman El Nino.

Dia menyatakan, antisipasi yang harus dilakukan pemerintah yaitu memastikan ketersediaan stok bagi komoditas pangan strategis seperti beras untuk menghadapi kedua masalah ini.

"Krisis pangan itu relatif (bisa terjadi atau tidak). Kalau pengadaannya baik, tidak sampai krisis. Yang jadi tantangan kita itu beras, jagung, kedelai dan gula," ujar Franky di Kantor Kementerian Perdagangan (Kemendag), Jakarta, Kamis (6/8/2015).

Namun Franky menilai, dampak ancaman El-Nino bisa semakin serius pada akhir tahun ini. Lantaran berdasarkan laporan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), masuknya musim hujan akan mengalami pergeseran dari Oktober menjadi Desember.

"Dari pemberitaan, BMKG menyebut bergeser sampai Desember, harusnya normal itu akhir Oktober. Ini bisa ekstrim sekali. Ini jadi tantangan. Harus diperhatikan ketahanan pangan kita. Kecukupan beras untuk masyarakat merupakan tantangan. Tapi saya yakin pemerintah sangat berhitung," kata dia.

Franky mengungkapkan, rata-rata konsumsi beras nasional per bulan mencapai 2,5 juta ton. Jika terjadi pergesaran musim hujan seperti yang diprediksi BMKG maka dikhawatirkan ketersediaan stok beras nasional yang dimiliki saat ini tidak mencukupi hingga menunggu musim panen tahun depan.

"Kalau itu bergeser, habis panen terakhir ini, maka penanaman kembali hanya di daerah beririgasi. Antara September-Oktober ada waktu 3 minggu waduk-waduk itu perbaiki. Kalau daerah irigasi, Oktober sudah bercocok tanam. Sedangkan yang masih menunggu hujan akan hilang. Kalau betul mundur sampai Desember, maka waktu tanam akan ada di Januari dan panennya baru April," jelas Franky.

Karena itu, menurut dia, pemerintah harus siap mengantisipasi kekurangan pasokan beras pada periode Desember hingga Maret mendatang. Salah satu caranya yaitu dengan mencari sumber pangan lain yang punya kandungan karbohidrat setara dengan beras.

"Desember-Maret itu makanya perlu diperhatikan. Tapi sumber karbohidrat itu bukan hanya beras. Bulan ini kita panen singkong, Agustus panen jagung. Dan BMKG juga diharapkan memberikan informasinya per provinsi, kondisi iklim di setiap daerah bagaimana," tandasnya. (Dny/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini