Sukses

Pemerintah Diminta Waspada Pengangguran Bertambah

Setiap terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi selalu barengi dengan pertumbuhan tingkat pengangguran.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah dinilai perlu waspada terjadi kenaikan angka pengangguran akibat perlambatan ekonomi yang masih terjadi hingga kuartal II-2015.

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Fransiscus Welirang mengatakan, setiap terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi selalu barengi dengan pertumbuhan tingkat pengangguran.

"Itu kenyataan. Meski pertumbuhan ekonomi kita lebih baik dari negara lain tapi tantangan kita kalau pertumbuhan ekonomi di bawah 5 persen itu adalah pengangguran. Setiap melambat 1 persen, pengangguran akan bertambah," ujar dia di Kantor Kementerian Perdagangan (Kemendag), Jakarta, Kamis (6/8/2015).

Jika pengangguran terus bertambah, maka akan memberikan dampak pada penurunan daya beli masyarakat. Sedangkan faktor ini merupakan salah satu pendorong roda ekonomi.

"Kalau industri dalam negeri, solusinya bagaimana dia hasilkan produk yang bisa disesuaikan dengan daya beli masyarakat," jelas dia.

Selain itu, penurunan daya beli masyarakat akan diperburuk dengan penurunan harga komoditas sumber daya alam (SDA). Penurunan ini akan sangat terasa terutama di daerah pertambahan dan perkebunan.

"Yang mengkhawatirkan juga SDA dan komoditi turun sangat parah. Daya beli di daerah perkebunan dan pertambangan itu turun. Dan itu mayoritas terjadi di luar Jawa," jelas dia.

Oleh sebab itu, Franky berharap pemerintah bisa segera mengambil langkah untuk memperbaiki pertumbuhan ekonomi pada sisa tahun ini. Salah satunya dengan menggenjot proyek pembangunan infrastruktur.

"Kita ingin melihat kondisi kuartal III dan kuartal IV. Harapan yang jadi tantangan kita bagaimana proyek-proyek itu bisa berjalan, terutama infrastruktur. Kalau pihak swasta akan berjalan terus walau dengan kesulitan," lanjut dia.

Selain itu, pemerintah juga harus memperkuat sektor usaha kecil dan menengah (UKM). Pasalnya sektor ini dinilai paling tahan terhadap perlambatan ekonomi. "UKM yang penting dalam ini. Mereka sudah terbiasa dengan fleksibilitas," tandas dia.

Adapun Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2015 hanya mencatatkan angka 4,67 persen.

Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu mencapai 5,12 persen serta lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi pada kuartal sebelumnya yang sebesar 4,71 persen. (Dny/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini