Sukses

Wall Street Rontok Dipicu Aksi Jual Saham Media

Wall Street melemah tajam dipicu anjloknya laba perusahaan media.

Liputan6.com, New York - Wall Street ditutup melemah tajam pada hari Kamis (Jumat pagi WIB) dipicu laporan laba perusahaan media yang menunjukkan pelemahan, ditambah kekhawatiran semakin banyaknya jumlah pemirsa yang berhenti menonton TV kabel.

Aksi jual ini diperparah kekhawatiran menjelang rilis data pekerjaan Amerika Serikat (AS) pada hari Jumat yang bisa memberikan petunjuk mengenai waktu kenaikan suku bunga Bank Sentral AS atau Federal Reserve untuk pertama kalinya dalam hampir satu dekade.

Dilansir dari Reuters, Jumat (7/8/2015), saham Viacom tercatat turun 14,22 persen ke posisi terendah dalam hampir empat tahun setelah melaporkan proyeksi realisasi pendapatan kuartalan yang lebih rendah dari perkiraan karena melemahnya bisnis TV kabelnya. Saham Walt Disney juga melemah 1,79 persen atau turun untuk sesi kedua setelah memangkas proyeksi keuntungan untuk bisnis TV kabel.

Indeks S&P 500 Media kehilangan 2,12 persen dan mencetak dua hari penurunan terbesar sejak November 2008, dengan Time Warner (TWX.N), Comcast dan CBS memerah serta Twenty-First Century Fox turun 6,4 persen.

"Semua saham media turun dan tampaknya investor hanya ingin keluar dari sektor itu meski harus merugi," kata analis CLSA Vasily Karasyov.

Kinerja keuangan Viacom dan Disney menunjukkan tren beralihnya pemirsa dari TV kabel ke layanan berbasis Internet seperti Netflix (NFLX.O), yang sahamnya terpantau naik 2,21 persen.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 0,69 persen menjadi 17.419,75 dan indeks S&P 500 kehilangan 0,78 persen menjadi 2.083,56. Indeks Nasdaq Composite turun 1,62 persen ke 5.056,44, penurunan harian terbesar sejak awal Juli.

Delapan dari 10 sektor S&P sebagian besar berakhir lebih rendah, dipimpim penurunan tajam indeks kesehatan sekitar 2,09 persen. Allergan turun 5,1 persen setelah produsen obat asal Irlandia itu melaporkan kerugian kuartal kedua.

Saham Tesla turun 8,88 persen dan Keurig Green Mountain (GMCR.O) merosot sebanyak 29,75 persen.

Investor juga gelisah menjelang rilis data non-farm payroll AS, yang diperkirakan telah meningkat 223.000 pada bulan Juli.The Fed mengatakan akan menaikkan suku bunga acuan hanya ketika melihat sebuah pemulihan dalam perekonomian AS.(Ndw/Igw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini