Sukses

Menko Sofyan: Kami Ingin Rupiah Tidak Mahal dan Tidak Murah

Pemerintah perlu memperbaiki perekonomian meski Indonesia masih tumbuh 4,7 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah meyakini bahwa pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang tidak terlepas dari faktor eksternal. Kunci untuk mengurangi tekanan atau sentimen negatif dari luar tersebut adalah memperbaiki pertumbuhan ekonomi dengan kebijakan yang tepat.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Sofyan Djalil mengungkapkan, pelemahan rupiah karena ada dua faktor, yakni terpengaruh fundamental ekonomi dan spekulasi yang digerakkan pelaku pasar. Investor seperti ini mampu menggerakkan mata uang setiap ada isu negatif.

"Kalau kenaikan Fed Fund Rate naik, ada kesempatan gerakan itu dan kita tidak bisa lakukan apapun. Pemerintah menjaga jangan sampai swing, yang pasti kita ingin rupiah tidak mahal dan tidak murah," jelas dia di kantornya, Jakarta, Jumat (7/8/2015).

Kata Sofyan, pemerintah perlu memperbaiki perekonomian meski Indonesia masih tumbuh 4,7 persen. Level pertumbuhan ini dinilai masih baik dibandingkan negara lain yang mengandalkan komoditas, seperti Amerika Latin dan lainnya.

"Begitu harga komoditas jatuh, sumber pertumbuhan mereka hilang, ini juga yang kita alami. Makanya kita harus cari sumber pertumbuhan baru, misalnya investasi pemerintah, swasta," ujarnya.

Untuk itu, sambung dia, pemerintah akan memberikan insentif, memangkas biaya logistik dalam rangka menciptakan ekonomi yang kompetitif. "Paling penting jangan berikan kebijakan yang keliru dan dianggap pasar, ekonomi kita rentan. Tapi sejauh ini kebijakan kita oke," klaim Sofyan.

Mengutip Bloomberg, Jumat (7/8/2015), investor asing melepas Rp 6,9 triliun kepemilikan mereka di obligasi pemerintah. Sedangkan rupiah diperdagangkan pada level 13.534 per dolar AS pada Jumat (7/8/2015), pukul 10.20 WIB .

Pada perdagangan sebelumnya, rupiah ditutup di level 13,529 per dolar AS. Sedangkan pada pembukaan hari ini, rupiah berada di level 13.535 per dolar AS. Sepanjang pagi hingga siang ini, rupiah berada di kisaran 13.510 per dolar AS hingga 13.548 per dolar AS.

Sementara kurs tengah Bank Indonesia (BI) mencatat, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah 7 poin menjadi 15.536 per dolar AS dari 13.529 per dolar AS pada perdagangan kemarin. (Fik/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.