Sukses

Jokowi Ajak Mathalaul Anwar Bantu Kurangi Pengangguran

Perpaduan antara ilmu agama, kemajuan teknologi dan kemampuan wirausaha dapat mengurangi angka pengangguran.

Liputan6.com, Pandeglang - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar organisasi Islam Mathla'ul Anwar dapat memberikan pendidikan berbasis wirausaha. Langkah ini sebagai upaya membantu pemerintah mengurangi angka pengangguran di Indonesia.

"Saya sungguh berharap lembaga pendidikan Mathla'ul Anwar makin menyelaraskan ilmu-lmu keagamaan dengan ilmu teknologi modern. Berikan juga pendidikan yang memberdayakan wirausaha. Kami juga meminta agar Mathla'ul Anwar bisa ikut serta menguatkan kemandirian perekonomian bangsa," kata Presiden Jokowi, dalam sambutannya di acara Harlah ke 100 tahun dan Muktamar ke 19 Mathla'ul Anwar di Alun-alun Kabupaten Pandeglang, yang ditulis Minggu (9/8/2015).

Karena dengan perpaduan antara ilmu agama, kemajuan teknologi, dan kemampuan wirausaha, selain bisa mengurangi angka pengangguran, hal tersebut pun semakin memperteguh rasa toleransi dan kerukunan antar umat beragama."Menghormati perbedaan agama dan kultur sejak lahirnya dulu, harus bisa diterapkan kerukunan antar umat beragama. Yang menghormati kebinekaan, menjaga kebinekaan, dan menolak segala radikalisme yang mengatasnamakan agama," ujar Jokowi.

Jokowi pun meminta agar kearifan lokal dan warisan budaya dari pendiri Mathla'ul Anwar harus bisa ditularkan kepada seluruh masyarakat untuk bersama-sama membangun perekonomian bangsa.

"Jadikan poros moral yang berkehidupan berbangsa yang religius dan bermartabat," tegas Jokowi.

Akibat pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat, menyebabkan jumlah pengangguran semakin meningkat.Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), semenjak Februari 2014-Februari 2015, angka pengangguran mencapai 7,45 juta orang.Berdasarkan data BPS, pengangguran untuk lulusan strata satu (S1) pada Februari 2015 menjadi 5,34 persen dibanding Februari tahun lalu yang hanya 4,31 persen.

Begitu juga lulusan diploma mengalami peningkatan pengangguran dari 5,87 persen menjadi 7,49 persen. Serta pengangguran lulusan SMK yang bertambah dari 7,21 persen menjadi 9,05 persen.Sementara untuk tingkat pendidikan SD, SMP, dan SMA menurun, masing-masing yakni dari 3,69 persen menjadi 3,61 persen, 7,44 persen jadi 7,14 persen, dan 9,10 persen menjadi 8,17 persen. (Fathi /Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini