Sukses

Menkeu: Ekonomi RI 4,67% Tertinggi Kelima di Dunia

Menkeu, Bambang Brodjonegoro mengharapkan belanja modal dapat terserap 65 persen-75 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah membela diri atas pernyataan ekonom yang menganggap nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terjadi akibat kekecewaan pasar terhadap perlambatan ekonomi Indonesia di kuartal II 2015 yang hanya 4,67 persen. Level pertumbuhan ekonomi itu justru disebut kelima tertinggi di dunia di tengah perlambatan ekonomi hampir di seluruh negara.

Menteri Keuangan (Menkeu), Bambang Brodjonegoro saat berbincang dengan wartawan mengatakan, fenomena perlambatan ekonomi terjadi hampir di seluruh negara di dunia. Sehingga kondisi tersebut ikut dirasakan Indonesia.

"Menurut saya agak berlebihan ya kalau dianggap kecewa dengan perlambatan ekonomi‎. Kalau melihat pertumbuhan absolut, pertumbuhan ekonomi kuartal II merupakan yang kelima tertinggi di dunia. Jadi 4,67 persen itu relatif tinggi," terang dia di kantor Ditjen Bea Cukai, Rawamangun, Jakarta Timur, Minggu (9/8/2015).

Sementara negara lain di dunia, kata Bambang, mencetak pertumbuhan ekonomi di kuartal II ini lebih rendah dibanding kuartal I. Beruntungnya, sambung dia, Indonesia masih bisa menjaga pertumbuhan ekonomi di sekitar 4,67 persen dari prediksi yang akan jatuh di periode April-Juni 2015.

‎Dia berharap, pemerintah bisa lebih mendorong pengeluaran atau belanja di semester II karena potensi dan sumber pertumbuhan sangat banyak, baik dari konsumsi, belanja pemerintah sampai investasi.

"Belanja modal diharapkan bisa terserap 65 persen-70 persen dari yang baru terserap 15 persen. Plus investasi swasta dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Itu semua bisa membuat ekonomi kita sama atau lebih baik daripada realisasi 2014," tandas Bambang. (Fik/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.