Sukses

RI Tak Perlu Impor Listrik dari Malaysia dan Vietnam

Hal ini menyusul rencana kedua negara tersebut membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menegaskan Indonesia tak perlu mengimpor listrik dari Negara tetangga, Malaysia dan Vietnam. Hal ini menyusul rencana kedua negara tersebut membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).

Direktur Jenderal (Dirjen) Kelistrikan Kementerian ESDM, Jarman mengatakan, niat Malaysia membangun pembangkit listrik nuklir di Kalimantan masih sebatas wacana. Sementara Vietnam selangkah lebih maju dengan komitmen menggarap PLTN.

"Malaysia baru sebatas wacana, tapi yang jelas Vietnam sudah punya komitmen membangun PLTN di wilayahnya," ujar dia saat berbincang di Jakarta, Senin (10/8/2015).

Jarman menuturkan, Vietnam sudah mengikat perjanjian kerjasama dengan perusahaan asal Rusia guna merealisasikan PLTN di salah satu wilayah Vietnam. "Mereka sudah mulai melakukan studi engineering," ucapnya.

Lebih jauh dijelaskan Jarman, pembangunan PLTN harus mengikuti kaidah atau aturan yang berlaku secara internasional, karena menyangkut dengan keselamatan. Dengan ini, sambung dia, risiko dari pembangkit nuklir dapat diminimalisir.

Meskipun Negara tetangga membangun PLTN, dirinya bilang, bukan berarti Indonesia harus mengimpor listrik dari mereka. Sebab, diakui Jarman, Negara ini mempunyai sumber daya alam berlimpah yang bisa menjadi sumber pembangkit listrik.

Diantaranya, pembangkit listrik yang berasal dari sumber matahari (solar cell), air (Pembangkit Listrik Tenaga Air/PLTA), batubara (PLTU). Sejumlah pembangkit listrik ini bakal dibangun untuk mewujudkan proyek kelistrikan 35 ribu Megawatt (Mw).

"Kita tidak perlu impor karena kita punya resources yang besar, seperti batubara dan lainnya. Ini yang coba digali merujuk pada amanat UU bahwa sumber lokal dipakai semaksimal mungkin guna memenuhi sumber listrik yang ada," terang Jarman. (Fik/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.