Sukses

Harga Daging Sapi Mahal, Omzet Pedagang Anjlok 40%

Pedagang daging untuk tetap berjualan meski harga belum dapat diturunkan.

Liputan6.com, Jakarta - Pedagang mengeluhkan tingginya harga daging sapi yang sudah menembus Rp 130 ribu per kilogram (kg). Bahkan tingginya harga daging membuat penjualan pedagang susut hingga 40 persen. Mereka pun melakukan aksi mogok sebagai bentuk protes.

Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta Sarman Simanjorang mengatakan penurunan penjualan daging sapi di kalangan pedagang sampai saat ini mencapai 30-40 persen. Ini dikarenakan daya beli masyarakat yang juga rendah akibat pertumbuhan ekonomi Indonesia yang juga rendah.

Dia berharap pemerintah segera mengambil solusi yang tepat untuk memastikan pasokan daging ke pasar lancar sehingga harga stabil dan omzet padagang normal seperti biasa.

Sebab dia khawatir gejolak harga ini akan berkepanjangan dan menimbulkan ketidakpastian bagi pedagang, masyarakat dan dunia usaha.

"Semua kuncinya ada di tangan pemerintah, Kementerian Pertanian dan Perdagangan, kalau memang kita memiliki sapi lokal ya silahkan digelontorkan ke pasar, jika tidak ada ya harus dicari solusinya,"‎ kata Sarman yang juga sebagai Ketua Komite Daging Sapi Jakarta Raya, Senin (10/8/2015).

Dijelaskan Sarman, kebutuhan daging pada tahun ini diperkirakan mencapai 640 ribu ton, naik sekitar 8,5 persen dari tahun lalu sebesar 590 ribu ton.

Dimana pasokan bersumber dari daging lokal dan impor. Khusus untuk daging impor terdiri dari 40 persen daging beku dan 60 persen sapi hidup.

Khusus untuk kebutuhan daging di Jakarta, dikatakan Sarman sepenuhnya dipasok dari luar Jakarta baik daging lokal maupun impor.

Selama ini pihaknya sudah menyampaikan ke pemerintah agar benar-benar menghitung sejauh mana daging lokal mampu memasok kebutuhan pasar dengan data yang akurat dan secara fisik dipastikan sebagai stok yang siap memasok pasar.

Dengan data yang akurat pemerintah diharapkan dapat menghitung berapa yang mampu dipasok dari daging lokal dan berapa kebutuhan impor. Kebijakan impor itu juga diharapkan dengan sistem buka tutup. 

Pada kesempatan ini, Sarman ikut meminta pedagang menghentikan aksi mogok. Sebab langkah pedagang itu bisa memicu tutupnya beberapa usaha terkait. 

"Kita menghimbau kepada pedagang daging segera menghentikan mogok jualan karena akan mengganggu roda ekonomi khususnya pelaku usaha UKM yang membutuhkan daging sapi sebagai bahan baku seperti pedagang bakso, rumah makan padang dan warteg, katering dan UKM lainnya," tandasnya.(Yas/Nrm)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini