Sukses


TJP Group Tambah Investasi Bangun Resort di Lombok

Pengembangan resort di Gili Air dikembangkan oleh anak usaha TJP Group, yakni PT Sasak Jaya Propertindo (SJP).

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan properti berbasis di Batam, Kepulauan Riau, PT Trias Jaya Propertindo atau TJP Group berencana menambah investasi sebesar Rp 50 miliar untuk pengembangan tahap kedua proyek Gili Air Lagoon Resort di Gili Air, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Sebelumnya TJP Group telah menanamkan investasi sekitar Rp 20 miliar untuk pengembangan proyek seluas 2,3 hektare (ha) tersebut.

Presiden Direktur TJP Group, Djaja Roeslim mengungkapkan proyek resort di Gili Air tersebut dibangun di atas lahan milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB dengan status sewa. Pengembangan tahap pertama yang terdiri dari 17 villa dan resto dilakukan sejak 2014, bahkan sudah soft opening awal Juli tahun ini.

"Tahap kedua kami akan mulai Oktober nanti, dan diharapkan rampung sebelum akhir tahun depan. Perkiraan investasi sekitar Rp 50 miliar," ungkap Djaja seperti ditulis Liputan6.com, Selasa (11/8/2015).

Di tahap kedua akan dibangun 40 villa (dua kamar per villa), diving school, beach club, serta wedding chapel.

Pengembangan resort di Gili Air dikembangkan oleh anak usaha TJP Group, yakni PT Sasak Jaya Propertindo (SJP).

Gili Air Lagoon

Gili Air Lagoon Resort dikembangkan dengan konsep berbeda dari penginapan lain di gili (pulau) tersebut karena memiliki kolam renang skala internasional yang dibuat berbentuk lagoon dan menghubungkan seluruh villa. Sedangkan bangunan dipilih kombinasi bangunan tradisional khas etnik Sasak dan modern yang terlihat mewah.

"Konsep berbeda ini yang kami tawarkan kepada wisatawan. Dan buktinya, meski belum dibuka penuh, namun tingkat hunian (okupansi) Gili Air Lagoon sudah melebihi target," kata Djaja.

TJP Group dan operator resort, Platinum Management, awalnya menargetkan okupansi sekitar 60 persen, namun ternyata setiap hari okupansi resort tersebut bisa mencapai 90 persen. Selain memang kebetulan beroperasi pada saat musim liburan, kerja sama dengan sejumlah agen perjalanan di Australia, Korea, Jepang, Spanyol dan negara lain juga turut mendongkrak tingkat hunian.

Menurut Djaja, investasinya di Gili Air didasarkan pada banyak pertimbangan dari mulai situasi pulau yang tenang dan asri, lautnya yang indah, juga besarnya minat wisatawan asing untuk datang ke salah satu dari tiga gili yang ada di utara Pulau Lombok yakni Gili Air, Gili Meno dan Gili Trawangan. Selain karena alasan TJP Group juga berinventasi di Bali yang berdekatan dengan Lombok.

Dia mengungkapkan, dari sisi target pasar ketiga gili tersebut memiliki perbedaan. Gili Meno menyasar pasar wisatawan yang ingin honey moon, Gili Trawangan dikenal sebagai party island, sedangkan Gili Air dikenal sebagai destinasi keluarga.

Setiap hari sedikitnya ada 5.000 wisatawan yang menginap maupun sekadar singgah di gugusan gili. Data itu, papar Djaja, merujuk pada perkiraan jumlah kapal yang masuk ke tiga gili tersebut yang setiap hari mencapai 50 kapal/boat, dengan penumpang sekitar 100 orang per kapal.

Ketiga gili di Lombok ini diminati turis terlebih wisatawan asing karena lautnya indah serta memiliki sejumlah spot untuk snorkeling, diving, atau sekadar berperahu mengelilingi gugusan pulau eksotik tersebut. 

Reporter: Muhammad Rinaldi

(Rinaldi/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.