Sukses

Bursa Saham Asia Sumringah Tersengat Penguatan Wall Street

Indeks saham MSCI Asia Pacific menguat 0,4 persen di awal sesi perdagangan saham pada Selasa pekan ini.

Liputan6.com, Tokyo - Bursa saham Asia menguat pada perdagangan saham Selasa pekan ini. Hal itu ditopang dari kenaikan harga komoditas sehingga memicu kenaikan bursa saham Amerika Serikat (AS).

Indeks saham MSCI Asia Pacific naik 0,4 persen pada pukul 09.28 waktu Tokyo. Indeks saham Jepang Nikkei menguat, dan mencatatkan kenaikan tertinggi sejak 1996. Indeks saham Nikkei menguat 0,6 persen. Penguatan indeks saham ini diikuti indeks saham Australia mendaki 0,5 persen.

Sejumlah sentimen yang pengaruhi bursa saham Asia antara lain seperti harga komoditas kembali melonjak setelah dolar Amerika Serikat (AS) melemah. Selain itu, pelaku pasar juga menanti langkah pemerintah China untuk merangsang pertumbuhan ekonominya. Hal itu menyusul rilis data ekonomi melambat seperti surplus perdagangan.

Investor juga berharap kesepakatan Yunani dengan kreditor internasional dapat menyelesaikan kesepakatan dana talangan sehingga mendapatkan persetujuan dari parlemen.

Penguatan bursa saham Amerika Serikat (AS) juga memberikan sentimen positif ke bursa saham Asia. Indeks saham Dow Jones naik 1,39 persen, diikuti indeks saham S&P menguat 1,28 persen, dan indeks saham Nasdaq mendaki 1,16 persen.

Penguatan bursa saham AS ini juga ditopang dari pernyataan wakil pimpinan Bank Sentral AS, Stanley Fischer. Ia mengatakan, pihaknya masih menunggu data inflasi untuk menaikkan suku bunga AS pada tahun ini. Sebelumnya pelaku pasar bertaruh kalau suku bunga AS akan naik pada September 2015.

"Berapa lama euforia di bursa saham, saya tidak yakin. Kami sedang berhadapan dengan kemungkinan kalau bank sentral AS/The Federal Reserve akan mulai menaikkan suku bunga pada September 2015," ujar Tim Schroeder, Analis Pengana Capital Ltd seperti dikutip dari laman Bloomberg, Selasa (11/8/2015).

Selain itu, saham A Google Inc naik 7,4 persen dalam perpanjangan perdagangan saham. Hal itu setelah perseroan menyatakan akan memisahkan divisi bisnis Youtube dan perusahaan web lainnya dari divisi penelitian dan investasi. "Semua bisnis akan dimasukkan di bawah perusahaan induk baru yang disebut Alphabet," tulis dalam blog Google. (Ahm/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.