Sukses

Yuan Cetak Penurunan Terbesar dalam 21 Tahun

China sengaja melemahkan mata uang Yuan untuk mendorong laju ekonominya.

Liputan6.com, Beijing - People's Bank of China (PBC)/bank sentral China sengaja melemahkan mata uangnya. Pelemahan itu sekitar 1,9 persen terhadap dolar Amerika Serikat. Hal itu bertujuan untuk mempercepat laju ekonomi negeri tirai bambu. Pemangkasan tersebut memicu Yuan anjlok hingga mengalami penurunan harian terbesar sejak Januari 1994.

Yuan turun 1,8 persen menjadi 6,32 yuan per dolar pada pukul 13.34 waktu Shanghai. Yuan terjun turun 2,3 persen di Hong Kong. Harga spot 1,4 persen lebih lemah dari nilai referensi di level 6,2298, masih dalam batas 2 persen yang diizinkan oleh bank sentral.

Sebelumnya pemerintah China telah berusaha menopang yuan, dengan cara mencegah arus modal keluar, melindungi peminjam mata uang asing, dan mengajukan Yuan sebagai mata uang cadangan di Dana Moneter Internasional/IMF. Pelemahan mata uang menunjukkan para pembuat kebijakan kini menekankan pada upaya memerangi perlambatan ekonomi dan mengurangi campur tangan pemerintah pada sistem keuangan.

"Sepertinya ini adalah upaya akhir seperti yang kita tahu (melambatnya perekonomian China)," kata Khoon Goh, Analis Australia & New Zealand Banking Group Ltd, seperti dikutip dari laman Bloomberg, Selasa (11/8/2015).

"Satu dari (tujuan) devaluasi adalah memperbaiki dan memungkinkan meraih lebih banyak basis pasar untuk rezim mata uang baru," tambah Goh.

Devaluasi mata uang China ini berdampak terhadap pasar keuangan global antara lain mata uang Korea Selatan, Australia dan Singapura turun lebih dari 1 persen. Dengan mata uang melemah ini membuat ekspor semakin kompetitif. (Ilh/Ahm)


 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.