Sukses


Pengembang Ini Pilih Kelola Sampah Sendiri

Produksi sampah yang terus meningkat menjadi persoalan paling serius di hampir seluruh kota di Indonesia

Liputan6.com, Jakarta- Produksi sampah yang terus meningkat menjadi persoalan paling serius di hampir seluruh kota di Indonesia termasuk Jabodetabek. Produksi sampah nasional pada 2025 diperkirakan mencapai 130 ribu ton per hari, sedangkan di Jakarta mencapai 6.000 ton per hari.

Persoalan sampah juga menjadi keprihatinan sejumlah pengembang perumahan yang akhirnya berinisiatif menyelesaikan sendiri masalah pengelolaan sampah, salah satunya Gunas Land yang menggandeng mitra untuk menanggani sampah di Perumahan Vida Bekasi, di Jalan Raya Narogong, Bekasi.

Direktur Gunas Land, Edward Kusma, mengatakan pengelolaan sampah seharusnya memang menjadi masalah bersama yang harus diselesaikan termasuk pengembang. Oleh karena itu, pihaknya mencari mitra yang dapat bekerjasama menuntaskan pengumpulan, dan pengelolaan sampah di Vida Bekasi.

"Untuk mendorong perubahan sikap dan kebiasaan warga terhadap sampah, kami melalui kerja sama dengan Waste4Change berupaya mendidik dan melatih warga untuk memilah sampah untuk kemudian dikelola secara lebih bertanggung jawab," kata Edward kepada Liputan6.com, Rabu (11/8/2015).

Pengelola Waste4Change, Mohamad Bijaksana Junerosano mengatakan, pihaknya bukan hanya mengumpulkan sampah dan melatih warga memilah jenis sampah, namun berinisitatif menggarap Farm4Life, yakni kebun organik yang pupuknya diperoleh dari hasil pengomposan sampah warga.

“Sudah saatnya masyarakat berubah mindset dalam memandang sampah. Sampah bukanlah sesuatu yang harus kita buang jauh-jauh, tetapi harus kita simpan dan kita kelola secara bertanggung jawab sesuai nilai guna sampah itu, “ ujar dia.

Menurut dia, biaya untuk membuat pengomposan sampah sebenarnya tidak terlalu mahal tergantung kapasitas dan skala perumahan yang sampahnya dikelola. Dengan pengelolaan sampah yang dikelola secara mandiri, selain membantu pemerintah daerah dalam mengatasi lonjakan produksi sampah perkotaan, juga memberi nilai tambah bagi warga antara lain dari pemanfaatan pupuk kompos.

Junerosano menambahkan, Waste4Change terinspirasi dari pentingnya gerakan pengelolaan sampah yang lebih baik di Indonesia. Perusahaan ini menawarkan solusi lengkap untuk berbagai kebutuhan terkait isu persampahan, didukung oleh tenaga profesional di bidang ini. Misi Waste4Change adalah mewujudkan masyarakat Indonesia yang peduli terhadap sampah sehingga mau mengelolanya secara bertanggung jawab.

Vida Bekasi kini memiliki empat kluster hunian dengan penghuni lebih dari 9.000 warga.

Selain Gunas Land, pengembang lain yang menunjukkan kepedulian dalam pengelolaan sampah secara mandiri adalah PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN).

Perusahaan itu melalui kerangka Corporate Social Responsibility (CSR) telah berinisiatif menyelenggarakan program pengelolaan sampah yang disebut Green Waste.

Wakil Ketua Yayasan Agung Podomoro Land, Indra W Antono selaku pelaksana program mengungkapkan lewat program ini pihaknya mencoba menanamkan kesadaran dan budaya peduli pengelolaan sampah kepada penghuni apartemen dan superblok yang dibangun Agung Podomoro Land.

"Dengan program green waste kami mengajak para penghuni apartemen mengubah kebiasaan dalam memperlakukan sampah, antara lain dengan memilah dan mengemas sampah sebelum dibuang," papar dia.

Saat ini, program Green Waste telah dijalankan di Podomoro City, Kalibata City, Sudirman Park, CBD Pluit dan Gading Nias Residences.(Rinaldi/Ndw)

Reporter: Muhammad Rinaldi

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.