Sukses

Ekonomi China Melesu Korbankan 2 Wilayah RI Ini

Pertumbuhan ekonomi Negeri Tirai Bambu mencapai 7 persen pada kuartal II 2015.

Liputan6.com, Jakarta - Perekonomian China saat ini kurang bergairah karena adanya perlambatan pertumbuhan. Meski level pertumbuhan ekonomi Negeri Tirai Bambu ini mencapai 7 persen pada kuartal II 2015, namun angka ini dinilai rendah karena di tahun-tahun sebelumnya China bisa mencetak pertumbuhan ekonomi dua digit.

Pemerintah China berbenah dengan kebijakan memangkas suku bunga dan mendorong ekspor melalui pelemahan mata uang Yuan yang sengaja dilakukan. Langkah devaluasi ini dengan melebarkan rentang mata uang (currency band) 1,9 persen.

Menurut Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Mirza Adityaswara, pelemahan ekonomi China terus menurunkan harga komoditas sehingga Indonesia ikut terkena dampak signifikan.

"Ekonomi Indonesia juga melemah. Dan yang paling terpukul adalah Kalimantan dan Sumatera yang masing-masing hanya mencetak pertumbuhan ekonomi daerah 1,5 persen dan 2,8 persen," terang dia seperti dikutip Rabu (12/8/2015).

Kalimantan dan Sumatera merupakan wilayah yang mengandalkan ekspor komoditas sebagai sumber atau tulang punggung pertumbuhan ekonomi daerah. Sementara realisasi PDB di Pulau lainnya, seperti Jawa bertumbuh 5 persen, Sulawesi 7 sampai 8 persen dan Bali 6 persen.

Dari data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal II tahun ini sebesar 4,67 persen. Jika dilihat dari distribusi Product Domestik Regional Bruto (PDRB) menurut pulau atau wilayah di periode April-Juni 2015, posisi pertama Jawa dengan 58,35 persen, Sumatera 22,31 persen, Kalimantan 8,22 persen, Sulawesi 5,89 persen, Bali dan Nusa Tenggara 3,01 persen serta Maluku dan Papua 2,21 persen.

Sementara laju pertumbuhan PDRB menurut pulau atau wilayah di kuartal II ini, tertinggi ditempati Maluku dan Papua 10,17 persen, Bali dan Nusa Tenggara 8,88 persen, Sulawesi 8,58 persen, Jawa 5,07 persen, Kalimantan dan Sumatera masing-masing 1,48 persen dan 2,85 persen.(Fik/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini