Sukses

Setelah Bergerak di Dua Zona, Wall Street Ditutup Melemah

S&P 500 kemarin mampu menghapus kerugian yang dicetak pada hari-hari sebelumnya.

Liputan6.com, New York - Wall Street ditutup melemah setelah berfluktuasi sepanjang hari. Meskipun kecemasan mengenai devaluasi China telah mereda dan data penjualan ritel menunjukkan kenaikan, pergerakan saham di Amerika Serikat (AS) tak mampu menguat.

Mengutip Bloomberg, Jumat (14/8/2015), Indeks Standard & Poor 500 kembali melemah setelah pada perdagangan sebelumnya mampu melompat tinggi dengan nilai kenaikan intraday terbesar dalam tiga tahun.

S&P 500 tergelincir 0,1 persen menjadi 2.0883,46 pada pukul 4 sore waktu New York, AS. Sedangkan Indeks Dow Jones Industrial Averange naik 5,74 poin  menuju 17.408,25. Indeks Nasdaq juga menguat tipis 0,4 persen. Sekitar 6,2 miliar saham diperdagangkan, 5 persen di bawah rata-rata dalam tiga bulan.

"Pasar bereaksi berlebihan. Kemarin kita melihat pergerakan yang bagus, namun Indeks S&P 500 tidak mampu melanjutkannya pada perdagangan hari ini," jelas Direktur Eksekutif Perdagangan Saham UBS Securities LLC, New York, AS,  Julian Emanuel.

S&P 500 kemarin mampu menghapus kerugian yang dicetak pada hari-hari sebelumnya yang dipicu oleh ketakutan investor akan perlambatan pertumbuhan ekonomi China.

Pada perdagangan kemarin, indeks tersebut mampu menguat 1,5 persen setelah sebelumnya jatuh ke bawah level 2.050. Pasar global memang cukup tersentak dengan kebijakan yang dikeluarkan oleh otoritas China yang sengaja mendevaluasi Yuan. Namun Pemerintah China telah meredam ketakutan tersebut dengan mengeluarkan pernyataan bahwa tidak ada alasan untuk terus mendevaluasi Yuan.

"Pernyataan dari otoritas China telah menenangkan kekhawatiran akan fase yang cukup mengerikan yaitu perang mata uang," jelas Kepala Riset EFG Asset Management, Daniel Murray.

Sentimen yang seharusnya bisa mendongkrak S&P adalah data penjualan ritel AS yang menyebutkan bahwa pada Juli kemarin mengalami kenaikan baik dari barang-barang dengan harga rendah seperti pakaian maupun harga tinggi seperti kendaraan. (Gdn/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini