Sukses

Top 5 Bisnis: Wacana Pembatalan Pembelian Airbus A350 Oleh Garuda

Berikut lima artikel terpopuler di kanal Bisnis Liputan6.com pada Sabtu, 15 Agustus 2015:

Liputan6.com, Jakarta - Belum lama ini Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli mengeluarkan wacana soal pembatalan pembelian 30 unit pesawat Airbus A350 oleh Garuda Indonesia. Hal ini dilakukan untuk menghindari potensi kerugian negara akibat pembelian tersebut.

Namun Pengamat Penerbangan Alvin Lie berpendapat lain. Menurutnya, justru dengan membatalkan pembelian ini akan merugikan negara dan Garuda Indonesia yang merupakan perusahaan berstatus Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Wacana pembatalan pembelian pesawat oleh Garuda tersebut MEMANG cukup hangat menjadi bahan perbincangan dalam beberapa hari terakhir. Artikel mengenai wacara tersebut juga banyak menarik perhatian pembaca.

Selain itu juga ada beberapa artikel lain yang menarik untuk disimak seperti rencana pemberian THR bagi PNS dan mengenai pelemahan mata uang Yuan China. Lengkapnya, berikut lima artikel terpopuler di kanal Bisnis Liputan6.com pada Sabtu, 15 Agustus 2015:

1. Garuda Batalkan Pembelian Pesawat Justru Rugikan Negara

Pengamat Penerbangan Alvin Lie mengungkapkan, proses pembelian pesawat oleh sebuah maskapai komersil bukan disiapkan dalam waktu yang singkat. Garuda juga diyakini telah memiliki perhitungan yang matang terkait hal ini.

"Sebab Garuda membeli pesawat itu sudah dengan pertimbangan matang sudah masuk dalam strategi pemasaran mereka. Dan begitu ada komitmen juga sudah membayar DP (uang muka)," katanya.

2. Punya Lebih Banyak Pesawat Airbus, Garuda Bisa Rebut Pasar Eropa

Pembelian pesawat Airbus A350 sebanyak 30 unit oleh Garuda Indonesia dinilai akan membawa keuntungan bagi maskapai plat merah tersebut. Dengan adanya tambahan pesawat ini, ekspansi Garuda ke pasar internasional akan berjalan mulus.

Pengamat Penerbangan Alvin Lie mengatakan, selama ini pangsa pasar Garuda di dunia internasional khusunya Eropa masih kalah jauh dibandingkan dengan maskapai lain. Padahal Garuda punya potensi besar untuk turut menggarap pasar tersebut.

3. Pemberian THR akan Ringankan Beban PNS

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memutuskan untuk memberikan fasilitas tunjangan hari raya (THR) kepada pegawai negeri sipil (PNS) sebesar satu bulan gaji mulai tahun depan. Pemberian fasilitas ini di luar gaji ke-13.

Terkait ini, Pengamat Kebijakan Publik Agus Pambagio menilai kebijakan pemberian fasilitas memang dibolehkan secara aturan. "Kebijakan tidak masalah asal dana pemerintah ada karena memang dibolehkan fasilitas di luar gaji 12 bulan," jelas dia saat dikonfirmasi, Sabtu (15/8/2015).

4. Rizal Ramli: Hal yang Rugikan Negara Harus Ditekan

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli mewacanakan pembatalan pembelian 30 unit pesawat Airbus A350 yang akan dibeli PT Garuda Indonesia Tbk. Dia pun mengaku memiliki alasan khusus mengenai hal ini.

Menurut dia, segala hal yang berpotensi merugikan negara harus ditekan semaksimal mungkin, termasuk potensi kerugian dalam aksi korporasi dari perusahaan plat merah tersebut.

"Segala yang merugikan negara kita harus kurangi," ujarnya saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Sabtu (15/8/2015).

5. Ini Perusahaan Korban Terbesar Pelemahan Yuan

Bank investasi asal Amerika Serikat, Goldman Sachs, pada awal pekan ini memperingatkan 20 perusahaan yang bakal terkena dampak kebijakan pemerintah Cina yang menurunkan nilai mata uangnya Yuan. Perusahaan tersebut antara lain Nvidia, Broadcom, Micron Technology, Skyworks, Qualcomm, dan Intel.

Pasca devaluasi mata uang Yuan Cina pada Selasa (11/8/2015), daftar itu pun bertambah, termasuk Apple, Yahoo!, Caterpillar, General Motors, dan masih banyak lagi. (Gdn/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.