Sukses

Harga Tomat di Pasar Tradisional Anjlok Jadi Rp 3.000 per Kg

Harga tomat di pasar tradisional mengalami penurunan sejak satu bulan terakhir.

Liputan6.com, Jakarta - Kebalikan dari harga daging sapi yang terus melonjak, harga komoditas pangan tomat justru mengalami penurunan yang cukup dalam. Terhitung usai Hari Raya Idul Fitri pada pertengahan bulan lalu hingga saat ini, harga tomat di pasar tradisional Jakarta mengalami penurunan kurang lebih Rp 5.000 per kilogram (kg).

Salah seorang pedagang sayur di Pasar Mampang, Jakarta Selatan, Ade menjelaskan, harga tomat terus mengalami penurunan dalam satu bulan terakhir. Usai Hari Raya Idul Fitri, harga tomat ada di kisaran Rp 8.000 per kg. Namun saat ini anjlok. "Sekarang sudah Rp 3.000 per kg, turun dari sebulan yang lalu" kata Ade kepada Liputan6.com, Minggu (16/8/2015).

Ade mendapat pasokan tomat dari petani di Pengalengan, Bandung. 

Hal yang saja juga dialami oleh Tuti (53), pedagang di Pasar Palmerah, Jakarta Selatan. Tuti saat ini menjual tomat dengan kualitas super di harga Rp 8.000 per kg. Pada pekan lalu, ia menjual tomat dengan harga Rp 10.000 per kg. "Kalo seminggu setelah puasa itu harganya masih mahal, masih di Rp 12.000 per kg," jelasnya.

Tuti mengambil tomat dari pasar Induk Kramat Jati, Jakart Timur. Setiap kilogramnya, ia tidak mengambil untuk terlalu besar yaitu maksimal Rp 500 per kg. "tergantung kualitasnya, kalau tidak cacat sama besar-besar itu mahal, kalo yang kecil ya dikit ngambil untungnya," ungkapnya. 

Sebelumnya, para petani tomat di Garut, Jawa Barat, lebih memilih untuk membuang tomat hasil panen ke sungai. Hal tersebut dilakukan karena harga jual tomat di level petani anjlok.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang, Kamis (13/8/2015), Nanang Sutedja, Petani tomat Garut mengatakan harga jual tomat di tingkat petani saat ini di lisaran Rp 100 per kilogram (kg) hingga RP 200 per kg. Harga tersebut turun drastis jika dibandingkan dengan sebelumnya yang berada di angka Rp 3.000 per kg.

Ia mengaku rugi jika menjual tomat hasil panen dengan harga RP 200 per kg. Pasalnya, harga tersebut tidak bisa menutupi biaya angkut ke pasar.

Aksi membuang tomat bukan hari ini saja, melainkan telah dilakukan sejak beberapa hari yang lalu.

Murahnya harga tomat tidak sesuai dengan biaya yang dikeluarkan petani untuk obat-obatan dan pupuk. Panen serempak yang tak diimbangi dengan meningkatnya permintaan membuat harga komoditi ini jatuh.

Petani berharap pemerintah bisa membantu kesulitan petani terkait murahnya harga. (Ilh/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini