Sukses

Atasi Harga Tomat, Pedagang Pasar Minta Pemerintah Bergerak Cepat

Karena ketidakmampuan dari pemerintah mengelola harga komoditas, pedagang pasar selalu menjadi kambing hitam.

Liputan6.com, Jakarta - Para pedagang pasar meminta kepada pemerintah untuk segera turun tangan agar harga tomat di pasar kembali normal. Pasalnya, selama ini para pedagang pasar selalu menjadi tumpuan kesalahan jika terjadi kenaikan atau penurunan yang terlalu tinggi komoditas
pangan.

Sekretaris Jendral Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia, Ngadiran menjelaskan, pemerintah harus segera bisa menyelesaikan masalah yang saat ini membebani para petani tomat. "Pemerintah harus bisa melakukan aksi. Jangan cuma bisa komentar saja," tuturnya kepada Liputan6.com, Minggu (16/8/2015).

Menurut Ngadiran, selama ini karena ketidakmampuan dari pemerintah mengelola harga komoditas, pedagang pasar selalu menjadi kambing hitam. Setiap ada kenaikan harga yang terlalu tinggi atau penurunan harga yang terlalu drastis, para pedagang pasar selalu disalahkan dan dituduh memainkan harga. "Kalau pedagang pasar harga berapapun dari petani dibeli, kami mengambil untungnya cuma kecil," tuturnya.

Oleh sebab itu, Ngadiran meminta kepada pemerintah agar bisa membeli semua pasokan tomat yang dimiliki oleh petani sesuai dengan harga produksi dan kemudian mengolahnya ke produk yang mempunyai nilai lebih. Hal tersebut agar nantinya para petani tidak kapok untuk bertanam lagi. 

Sebelumnya, para petani tomat di Garut, Jawa Barat, lebih memilih untuk membuang tomat hasil panen ke sungai. Hal tersebut dilakukan karena harga jual tomat di level petani anjlok.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang, Kamis (13/8/2015), Nanang Sutedja, Petani tomat Garut mengatakan harga jual tomat di tingkat petani saat ini di lisaran Rp 100 per kilogram (kg) hingga RP 200 per kg. Harga tersebut turun drastis jika dibandingkan dengan sebelumnya yang berada di angka Rp 3.000 per kg.

Ia mengaku rugi jika menjual tomat hasil panen dengan harga RP 200 per kg. Pasalnya, harga tersebut tidak bisa menutupi biaya angkut ke pasar.

Aksi membuang tomat bukan hari ini saja, melainkan telah dilakukan sejak beberapa hari yang lalu.

Murahnya harga tomat tidak sesuai dengan biaya yang dikeluarkan petani untuk obat-obatan dan pupuk. Panen serempak yang tak diimbangi dengan meningkatnya permintaan membuat harga komoditi ini jatuh.

Petani berharap pemerintah bisa membantu kesulitan petani terkait murahnya harga. (Ilh/Gdn)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini