Sukses

BKPM Rayu Australia Agar Tanamkan Investasi di RI

Total realisasi investasi Australia mencapai US$ 1,9 miliar dari 2010 hingga semester I 2015.

Liputan6.com, Jakarta - Australia bakal menjadi salah satu sasaran dalam mendorong pertumbuhan investasi ke Indonesia. Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani mengatakan, Australia merupakan salah satu fokus pemasaran investasi Indonesia, menambah lima fokus sebelumnya sebelumnya, yaitu Singapura, Jepang, Korea Selatan, China dan Taiwan.

Franky menjelaskan, menurut data BKPM selama kurun waktu 2010 hingga semester I 2015, total realisasi investasi Australia mencapai US$ 1,9 miliar.

Australia juga menduduki peringkat ke-12 sebagai penyumbang investasi di Indonesia dengan sebanyak 42 persen merupakan investasi di bidang kimia dasar, barang kimia dan farmasi, diikuti oleh 41 persen investasi pertambangan, dan 4 persen investasi di bidang industri logam dasar. Sebagian besar investasi Australia terletak di Kalimantan dan Jawa.

"Kegiatan pemasaran investasi di Australia merupakan upaya untuk meningkatkan realisasi investasi guna mencapai target realisasi investasi Rp 3.500 triliun dalam kurun waktu 5 tahun ke depan," ujar Franky dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (20/8/2015).

Sementara itu, Duta Besar Indonesia untuk Australia dan Republik Vanuatu, Nadjib Riphat Kesoema menyatakan pengusaha Australia harus mulai lebih berani mengambil risiko dan melakukan investasi di Indonesia.

Hal tersebut karena selama ini, kalangan pebisnis Australia lebih banyak melakukan perdagangan dan dinilai sangat berhati-hati dalam melakukan investasi.

"Jadi karakteristik pengusaha Australia yang risk adverse membuat mereka seringkali ketinggalan dengan investor-investor di negara-negara seperti Jepang dan China dalam mengambil keputusan berinvestasi," kata Franky.

Persoalan ini, menurut Nadjib lebih karena ketidakpahaman budaya kedua negara. "Presiden Jokowi dalam kunjungannya ke Singapura beberapa waktu lalu menekankan pentingnya untuk tetap melakukan investasi meskipun dalam keadaan krisis," tandas dia. (Dny/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini