Liputan6.com, Jakarta - Pembatasan listrik bersubsidi menyebabkan sulitnya memperoleh izin pemasangan listrik baru dengan daya 450 volt ampere (VA) dan 900 VA dinilai menjadi kendala pengadaan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Sekretaris Jenderal DPP Real Estat Indonesia (REI), Hari Raharta mengatakan saat ini PLN mewajibkan daya listrik 1.300 VA dan mensyaratkan Surat Keterangan Miskin dalam pengajuan pemasangan listrik baru dengan daya 450 VA sampai 900 VA.
Baca Juga
Hari mengatakan, regulasi ini mengundang ironi. Lantaran, pengembang yang membangun rumah sederhana tak mungkin mengajukan surat keterangan miskin. Kedua, PLN yang saat ini masih kerap kekurangan daya, mengapa membuat regulasi yang "mempersulit" pemasangan listrik 450 VA dan 900 VA.
Advertisement
Sementara itu, Eddy Hussy, Ketua DPP REI menambahkan hambatan lain yang dihadapi di antaranya belum meratanya pembangunan jaringan listrik di daerah terpencil, serta proses pasang baru yang butuh waktu lama lantaran pengadaan material lambat.
"Saat ini pengembang anggota REI di Kalimantan Tengah, Bangka Belitung, Sulawesi Selatan, Sumatra Utara dan beberapa wilayah lainnya mengalami kesulitan memperoleh izin pemasangan listrik baru dengan daya 900 VA untuk rumah sederhana tapak," kata Eddy seperti dikutip dari laman www.rumah.com, Selasa (25/8/2015).
Sementara di wilayah-wilayah lainnya seperti di Kalimantan Selatan, pembangunan jaringan listrik PLN untuk puluhan lokasi perumahan anggota REI hingga kini belum terealisasi meski telah disetujui sejak 2014. Kemudian di Jawa Timur pengembang menghadapi permasalahan lambatnya pengananan KWH meter yang macet oleh PLN.
"Bahkan ada anggota REI di Kalimantan yang terpaksa menjual rumah tanpa alitran listrik," kaat Bari Raharta, Sekjen DPP REI.
Ia menambahkan, pihak pengembang akhirnya mengganti listrik dengan generator diesel berbahan bakar solar agar dapat jualan.
Untuk itu, Eddy menuturkan, pihaknya siap membantu pemerintah untuk memberikan masukan konstruktif agar program kerja di bidang perumahan dapat berjalan secara efektif dan tepat sasaran.
"Merealisasikan gerakan sejuta rumah tentu tidak mudah dan membutuhkan waktu, akan tetapi REI optimistis dengan bergandengan tangan bersama semua stake holder perumahan dan pemukiman, program ini akan berhasil baik," kata dia. (Ahm/Igw)
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.