Sukses

Lebih Realistis, BI Usul Kurs Dipatok Rp 13.700/US$ di 2016

Usulan yang disampaikan BI ke Badan Anggaran DPR RI ini lebih tinggi dari asumsi pemerintah.

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) mengusulkan asumsi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika (AS) pada 2016 di kisaran 13.400-13.700. Usulan yang disampaikan Bank Sentral ke  Badan Anggaran DPR RI ini lebih tinggi dari asumsi pemerintah.

Sebelumnya, pemerintah mematok nilai tukar rupiah sebesar 13.100-13.400 per dolar AS dalam Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja‎ Nasional (RAPBN) 2016.

"‎BI menyampaikan masukan dalam kajian Bank Indonesia dengan nilai tukar 2016 antara 13.400 dan 13.700‎ per dolar AS. Jadi ini akan dipakai sebagai masukan pembahasan RAPBN 2016," kata Agus di Gedung DPR RI, Selasa (25/8/2015).

‎Disampaikan Agus, alasan penyampaian asumsi pergerakan rupiah yang lebih tinggi tersebut disebabkan pengaruh global yang sangat mempengaruhi ekonomi Indonesia yang sampai saat ini masih terus berlanjut.

Pertumbuhan ekonomi China yang melemah, pelamahan mata uang Yuan yang sengaja dilakukan‎ China serta kepastian Bank  Sentral  AS atau The Fed mengurangi stimulus menjadi instrumen yang paling diwaspadai hingga tahun ke depan.

"‎Kita juga lihat realisasi di kuartal II 2015 pertumbuhan ekonomi tidak seperti yang diproyeksikan, tadinya 5 persen, tapi hanya 4,67 persen, ini yang buat kita rekomendasikan kurs rupiah antara 13.400 sampai 13.700 per dolar AS," tegas Agus. (Yas/Ndw)

‎Lebih Realistis, BI Usulkan Rupiah 13.700 per Dolar AS di 2016

Liputan6.com, Jakarta - ‎Bank Indonesia menyampaikan kepada Badan Anggaran DPR RI mengenai asumsi pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada tahun 2016 di kisaran 13.400-13.700.

Asumsi yang disampaikan Bank Indonesia ini lebih tinggi dari asumsi pemerintah sebelumnya dalam Rancanagan Anggaran Pendapatan Belanja‎ Nasional (RAPBN) 2016 sebesar 13.100-13.400 per dolar AS.

"‎BI menyampaikan masukan dalam kajian Bank Indonesia range nilai tukar 2016 antara 13,400 dan 13,700‎ jadi ini akan dipakai sebagai masukan pembahasan RAPBN 2016," kata Agus di Gedung DPR RI, Selasa (25/8/2015).

‎Disampaikan Agus, alasan penyampaian asumsi pergerakan rupiah yang lebih tinggi tersebut disebabkan pengaruh global yang sangat mempengaruhi ekonomi Indonesia yang sampai saat ini masih terus berlanjut.

Pertumbuhan ekonomi Tiongkok yang melemah, pelamahan mata uang Yuan yang sengaja dilakukan‎ Tiongkok serta kepastian The Fed mengurangi stimulus menjadi instrumen yang paling diwaspadai hingga tahun kedepan.

"‎Kita juga lihat realisasi di kuartal II 2015 pertumbuhan ekonomi tidak seperti yang diproyeksikan, tadinya 5 persen, tapi hanya 4.67 persen, ini yang buat kita rekomen antara 13,400 sampai 13,700 per dolar AS," tegas Agus. (Yas)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini