Sukses

Top 5 Bisnis: Syarat Menjadi Negara Maju

Berikut 5 artikel terpopuler di kanal bisnis Liputan6.com pada Rabu, 26 Agustus 2015:

Liputan6.com, Jakarta - Ketersediaan energi merupakan syarat utama yang bisa mendorong sebuah negara berkembang menjadi negara maju. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), I Gusti Nyoman Wiratmaja mengatakan, energi merupakan salah satu sektor yang mesti dicukupi selain pangan dan air.

"Kalau kita lihat paparan dari PBB, untuk bisa menjadi negara maju minimal harus menguasai tiga hal, pertama pangan, kedua energi, ketiga air,"kata dia, Rabu (26/8/2015).

Artikel mengenai syarat agar Indonesia bisa masuk dalam kategori negara maju tersebut menjadi artikel yang paling banyak dibaca. Selain itu masih ada beberapa artikel lain yang juga menarik perhatian pembaca.

Lengkapnya, berikut 5 artikel terpopuler di kanal bisnis Liputan6.com pada Rabu, 26 Agustus 2015:

1. Ini Tiga Syarat Agar Indonesia Jadi Negara Maju

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), I Gusti Nyoman Wiratmaja mengatakan, energi merupakan salah satu sektor yang mesti dicukupi selain pangan dan air untuk bisa mendorong negara berkembang menjadi maju.

"Kalau kita lihat paparan dari PBB untuk bisa menjadi negara maju minimal harus menguasai tiga hal, pertama pangan, kedua energi, ketiga air,"kata dia, Rabu (26/8/2015).

Sementara itu, minyak dan gas (gas) diperkirakan menjadi tumpuan energi nasional. Dia bilang, porsinya diperkirakan mencapai 25 persen hingga 30 persen dari seluruh energi yang ada. "Kalau kita lihat kebijakan energi nasional sampai 2050, migas punya peranan penting dalam energi antara 25 persen hingga 30 persen," lanjutnya.

2. Amerika Serikat Diramal Bangkrut Seperti Yunani

Amerika Serikat (AS) hingga kini dikenal sebagai negara adidaya‎ yang menjadi kiblat teknologi di dunia. Namun bukan berarti AS bebas dari masalah. Pernahkah Anda berpikir jika suatu saat nanti AS bakal barnasib sama seperti Yunani.

Vice President Research & Analysis Asia Securities, Nico Omer ‎memprediksikan, dalam jangka waktu ke depan AS bakal mengalami kebangkrutan seperti Yunani. Ini lebih disebabkan tingkat hutang AS yang dinilai terlalu tinggi.

Nico menyebutkan, saat ini utang AS mencapai US$ 18,2 triliun‎ dan itu belum termasuk tanggungan pemerintah kepada masyarakat berupa tunjangan kesehatan dan tunjangan pensiun (unfunded liabilities).

3. PM Jepang Utus Penasehat Khusus Temui Rizal Ramli, Ada Apa?

Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe mengirim Penasehat Khususnya Hiroto Izumi untuk menemui ‎Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli. Pertemuan tersebut mengawali kunjungan delegasi utusan khusus Perdana Menteri Jepang ke Kantor Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Dari pantauan Liputan6.com, Jakarta, Rabu (26/8/2015), Hiroto Izumi beserta delegasinya hadir di kantor Kemenko Bidang Kemaritiman Gedung BPPT pada pukul 10.30 WIB. Selama satu setengah jam berdiskusi, utusan khusus PM Jepang bersamaa Rizal Ramli menggelar konferensi pers.

4. Fenomena Super Dolar AS Bakal Segera Berakhir?

Saat ini sebagian besar negara berkembang di dunia tengah mengalami pelemahan nilai tukarnya. Hal itu lantaran fenomena super dolar Amerika Serikat (AS) seiring perbaikan ekonomi AS.

Vice President Research & Analysis Asia Securities, Nico Omer mengungkapkan, fenomena super dolar AS tersebut tidak akan bertahan lama. Dia memperkirakan‎ akan terjadi pelemahan dolar saat AS melakukan stimulus tambahan dalam bentuk pencetakan uang (QE4).

"Kenapa mereka akan begitu? Jangan kaget, karena Amerika Serikat sebentar lagi akan masuk ke resesi berikutnya dan pasar sekarang kelihatannya sudah mendiscounter pasar saham yang anjlok kemarin‎," kata Omer di Jakarta, Rabu (26/8/2015).

5.Rizal Ramli: Jepang Adalah Teman RI di Kala Susah dan Senang

Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe mengutus Penasehat Khususnya Hiroto Izumi untuk menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Rizal Ramli. Dalam pertemuan tersebut, Hiroto Izumi diminta untuk membahas peningkatan kerjasama di bidang kemaritiman dan kereta cepat atau High Speed Railways (HSR) alias Shinkansen.

Pertemuan delegasi utusan khusus PM Jepang dengan Menko Kemaritiman Rizal ini mengawali kunjungan Hiroto ke Kantor Presiden. 

Saat sesi terakhir Konferensi Pers, Rizal Ramli sambil menjabat tangan Hiroto mengungkapkan pernyataan yang cukup menguras emosi. Rizal menganggap Jepang sebagai teman yang sangat mengerti keadaan satu sama lain, termasuk jasa Jepang saat membantu Indonesia melewati badai krisis moneter pada 1998. (Gdn/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.