Sukses

Ini Strategi Indosat Atasi Pelemahan Rupiah

Hingga Agustus 2015, Indosat memiliki utang Rp 22,6 triliun.

Liputan6.com, Jakarta - PT Indosat Tbk (ISAT) telah memiliki strategi antisipasi terkait pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Diharapkan strategi tersebut bisa membantu perseroan dalam mengelola kinerja keuangan.

Investor Relation Indosat, Andromeda Trisanto menuturkan, untuk mengantisipasi pelemahan rupiah, perseroan telah menerapkan antisipasi dengan langkah lindung nilai terhadap utangnya. Kebijakan rasio lindung nilai perseroan minimum 35 persen dari total utang.

Indosat sendiri hingga Agustus 2015 memiliki total utang Rp 22,6 triliun, dimana porsinya dalam bentuk rupiah Rp 15,34 triliun dan dalam bentuk valuta asing mencapai US$ 515 juta.

Per Juni 2015 Indonesai mempunyai US$ 609,5 juta kontrak fasilitas lindung nilai atau 52,24 persen dari total pinjaman bank dan obligasi dolar AS.

"Kami minimum 35 persen dari utang dolar harus hedge, jadi bisa lebih. DI Juni 2015 kemarin sudah 52 persen. Kami tak bisa prediksi pergerakan currency," kata dia, Jakarta, Jumat (28/8/2015).

Selain itu, perseroan juga mengurangi porsi utang dalam dolar AS. Dia menerangkan, pada Juni 2015, total utang perseroan Rp 28,4 triliun dengan rincian Rp 12,82 triliun (45,2 persen) dan US$ 1,17 miliar (54,8 persen).

Pada Juli 2015 total utang turun menjadi Rp 23,4 triliun dengan komposisi Rp 14,34 triliun (61,0 persen) dan US$ 676 juta (39,0 persen).

Agustus 2015 Rp 22,6 triliun dengan komposisi Rp 15,34 triliun (68,0 persen) dan US$ 515 juta (32,0 persen).

"Sejak 2014 Indosat sudah merencanakan pelunasan dipercepat untuk obligasi US$ 650 juta yang jatuh tempo di tahun 2020 dan menyiapkan sumber pendanaannya. Pelunasan ini telah dilakukan di bulan Juli 2015," tutup dia. (Amd/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini