Sukses

RI Harus Tiru India Supaya Ekonomi Lebih Kuat

Selama ini India melakukan strategi ekonomi yang berpihak pada bisnis dan investasi.

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia harus meniru India agar bisa keluar dari tekanan pelemahan ekonomi global. India saat ini dinilai menjadi negara yang paling kecil mengalami tekanan akibat gejolak ekonomi dunia.

Direktur Sustainable Development Indonesia, Drajad Wibowo mengatakan, pemerintah seharusnya tidak menutup mata untuk mencontoh negara-negara yang ekonominya tetap kuat meski terjadi fluktuasi pada ekonomi global yang dimotori oleh Amerika Serikat.

"Kita jangan malu belajar dari India. Di antara negara-negara Asia yang terpukul paling kecil itu India dan Filipina. Dia (India) berhasil memperkecil efek negatif dari tubulensi global," ujarnya di kawasan Cikini, Jakarta, Sabtu (29/8/2015).

Dia menjelaskan, selama ini India melakukan strategi ekonomi yang berpihak pada bisnis dan investasi. Dengan demikian, meski Bank Central AS (The Federal Reserve) mengaluarkan sinyal akan melakukan tappering off, namun dana-dana investor di India tidak serta merta keluar dari negara tersebut.

"Yaitu dengan keluarkan kebijakan pro bisnis dan investasi. Sehingga ketika di dunia dana-dana itu kembali ke AS tapi dana yang di India tetap bertahan. Ada slogan dari Shri Narendra Modi (Perdana Menteri India) yaitu Make in India, bukan Made in India. Jadi silahkan buat (produksi) di India," jelasnya.

Menurut Drajad, yang harus dilakukan oleh pemerintah agar bisa seperti India yaitu menghilangkan hambatan-hambatan bagi investasi yang akan masuk ke Indonesia. Dengan demikian, semakin banyak orang yang mau menanamkan modalnya di Indonesia meski kondisi ekonomi di dalam negeri belum juga membaik.

"Buat kebijakan yang pro bisnis tapi bukan pro kapitalis. Semua yang menghambat orang untuk menaruh uangnya di Indonesia baik itu orang Indonesia maupun asing harus dibabat. Misalnya di perkebunan, banyak izin-izin yaang diganggu bupati," tandasnya. (Dny/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini