Kini, Menyanyi 'Happy Birthday' Tak Harus Bayar Hak Cipta

Liputan6.com, New York - Setelah sempat menjadi kasus pelanggaran hak cipta pada 2013, akhirnya lagu paling terkenal sedunia ini bisa dinyanyikan siapa saja tanpa perlu membayar. Ya, lagu "Happy Birthday" sekarang bebas dari kasus kontroversialnya.

Bukti sebuah buku musik pada 1927 berjudul "THe Everyday Songbook", menunjukkan kalau lagu itu telah menjadi milik publik sejak lama. Sementara penerbit Warnel/Chappell tidak berhak mengklaim sebagai miliknya.

Kasus ini bermula ketika pada 2013 seorang pembuat film menolak membayar US$ 1.500 untuk lisensi lagu "Happy Birthday". Pembuat film itu berargumen kalau lagu tersebut sudah menjadi milik publik sejak lama.

Seperti dikutip Fortune, Minggu  (30/8/2015), kisah ini berawal pada 1890. Ketika itu dua bersaudari Mildred J Hill dan PAtty Smith Hill membuat lagu "Good Morning to All" untuk para murid di sekolahnya.

Melodi lagu tersebut sama dengan "Happy Birthday" yang sering dinyanyikan sekarang. Sampai akhirnya lirik lagu itu lebih dikenal dengan versi "Happy Birthday" dan perusahaan penerbit Clayton F Summy membeli hak ciptanya pada 1935.

Hak cipta itu kemudian secara otomatis jatuh ke Warner/Chappel ketika mengakuisisi Clayton F Summy pada 1988 senilai US$ 25 juta. Masalahnya, sejak awal registrasi lagu tersebut bermasalah. Kedua saudara perempuan itu mengabaikan aspek teknis, dengan mencantumkan tanda "c", pada karyanya.

Di pengadilan bahkan bukti adanya hak cipta itu semakin terbantahkan ketika ada temuan sebuah buku musik terbitan 1927 yang memuat notasi dan lirik "Happy Birthday".

Para juri sepakat untuk membatalkan tuntutan. Hal ini tentu saja kabar baik untuk seluruh orang yang berulang tahun di mana pun.

Reporter: Elsa Analet

(Elsa/Gdn)