Sukses

Ini Komentar Mahathir Mohamad Soal Anjloknya Ringgit

1MBD dibentuk oleh Perdana menteri Najib Razak pada 2009 yang tujuannya untuk pembangunan infrastruktur di Malaysia.

Liputan6.com, Jakarta - "Nilai tukar ringgit masih bisa melanjutkan terjun bebas kecuali 'seseorang' tidak lagi ada di sekitar kita," ungkap Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad.

Sayangnya, Mahathir tidak mau menyebut siapa yang dia maksud dengan seseorang tersebut. Namun secara luas orang mengasumsikan bahwa negarawan tersebut merujuk kepada Perdana Menteri Datuk Seri Najib Razak.

Mengutip themalaysianinsider.com, Sabtu (29/8/2015), Mahathir menyebutkan bahwa pelemahan nilai tukar yang terjadi pada ringgit saat ini lebih dalam jika dibandingkan dengan krisis keuangan yang melanda Asia pada 1997-1997 lalu.

Dibandingkan dengan bath Thailand sebagai contoh, nilai tukar antara ringgit dengan mata uang Thailand tersebut dahulu di angka RM 1 untuk 10 bath. Namun sekarang, RM 1 hanya di level 7 bath hingga 8 bath.

"Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Hal ini karena orang tidak percaya dengan ekonomi Malaysia. Mereka membuang ringgit karena nilainya akan menurun besok," jelasnya.

Mahathir memang menjadi salah satu pengkritik paling keras Najib dan telah berulang kali menyerukan agar perdana menteri tersebut mengundurkan diri setelah tersebarnya cerita skandal 1Malaysia Development Berhad (1MDB).

1MBD dibentuk oleh Perdana menteri Najib Razak pada 2009 yang tujuannya untuk pembangunan infrastruktur di Malaysia. Pada 2014, laporan keuangan 1MBD terdapat beberapa dana yang hilang. Sebagai pemimpin dan penasehat 1MBD, Najib dituduh menerima uang dari badan tersebut.

Untuk diketahui, mata uang Malaysia ringgit  ditutup di level RM 4,1990 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Jumat 28 Agustus 2015. Ringgit sempat sentuh level terlemah di kisaran RM 4,2430 pada perdagangan 24 Agustus 2015. Sepanjang 2015, Ringgit berada di kisaran RM 3,1415-4,2995 per dolar AS.

Kurs ringgit  pernah berada di posisi dengan level 17 tahun lalu, dan menjadi mata uang terburuk di kawasan Asia. Bursa saham Malaysia juga ikut tertekan. Indeks KLCI ditutup di level 1,613.80 pada perdagangan Jumat 28 Agustus 2015. Indeks KLCI sempat sentuh level terendah sepanjang 2015 di kisaran 1,532,14 pada 24 Agustus 2015. Dana investor asing keluar dari Malaysia pun mencapai lebih dari US$ 3 miliar sepanjang 2015. (Gdn/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini