Sukses

Kekhawatiran Warga Malaysia Terhadap Keterpurukan Ringgit

Ekonom Bank of America Merrill Lynch of Singapore, Chua Hak Bin mengatakan, kegaduhan politik berdampak negatif ke pasar keuangan Malaysia.

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Ribuan orang yang menamakan kelompok Bersih 4.0 berdemo di Kuala Lumpur, Malaysia. Mereka protes terhadap Perdana Menteri Menteri Najib Razak soal skandal keuangan 1Malaysia Development Berhad (1MDB). Demo tersebut dilakukan sejak Sabtu 29 Agustus 2015, dan diperkirakan ada sekitar 25 ribu pengunjuk rasa terlibat.

Pemerintah Malaysia  pun melarang rakyat untuk mengenakan kaos kuning yang didorong oleh penyelenggara aksi demo. Selain itu juga telah memblokir situs Bersih yang dinilai membangkang oleh pemerintah.

Sejumlah masyarakat pun mendukung aksi demo kelompok Bersih tersebut. Desmond F (55 tahun) salah satu pemilik bisnis turut ikut aksi demo bersama 200 orang dari Johor Bahru, yang merupakan wilayah berbatasan dengan Singapura. “Saya di sini untuk mendukung tuntutan Bersih,” ujar Desmond.

Ia mengatakan, pihaknya ingin pemilihan umum dan pemerintah bersih sehingga dapat membantu pemulihan kepercayaan di masyarakat. Apa lagi pasar keuangan dan modal Malaysia yang sedang bergejolak. Desmond menuturkan, pihaknya juga ingin ekonomi Malaysia dapat kembali membaik.

Kegaduhan politik terjadi di Malaysia telah menganggu ekonomi Malaysia. Mengutip dari laman Bloomberg, Minggu (30/8/2015), ekonomi ketiga terbesar di Asia Tenggara ini menghadapi dua bulan pergolakan sehingga memacu dana asing keluar di tengah ekonomi global lesu.

Pergolakan itu terjadi setelah ada laporan Wall Street Journal pada 3 Juli kalau ada dana sekitar US$ 700 juta telah berpindah melalui instansi pemerintah ke rekening Perdana Menteri Malaysia Najib Razak pada 2013. Najib pun telah membantah hal tersebut.

Ekonom Bank of America Merrill Lynch of Singapore Chua Hak Bin menuturkan, kegaduhan politik telah menganggu pemerintah dan membuat turbulensi di pasar keuangan. Hal itu ditunjukkan dari dana asing telah keluar lebih dari US$ 3 miliar dari bursa saham. Ringgit pun jatuh ke level terendah dalam 17 tahun. Pada perdagangan Jumat 28 Agustus 2015, level RM di posisi 4,1990 per dolar Amerika Serikat, dan mata uang Ringgit melemah sekitar 20,06 persen dari 3,4973 pada 31 Desember 2014.

Mengutip Malay Mail Online, salah satu warga Malaysia, Tang Heng Sie juga prihatin terhadap kondisi ekonomi memburuk. Karena itu, salah satu alasan aksi unjuk rasa itu memprotes ekonomi Malaysia tertekan seiring mata uang Ringgit mencapai titik terendah dalam 17 tahun terhadap dolar Amerika Serikat. “Malaysia akan terus merosot jika mata uang dan ekonominya terus tertekan,” kata Tang. (Ahm/Igw)

 

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini