Sukses

Darmin Nasution: RI Gagal Transformasi Ekonomi

Indonesia mengalami gagal transformasi ekonomi lantaran belum mampu menumbuhkan industralisasi. Di sisi lain terlalu andalkan dana asing.

Liputan6.com, Jakarta - Pangan dan inflasi dinilai mempunyai peranan penting dalam kondisi ekonomi Indonesia. Kenaikan inflasi akan menyeret permasalahan lain, sehingga perlu ada kebijakan tepat dari pemerintah agar bisa mencontoh Filipina yang dapat mengendalikan inflasi.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengatakan Bank Indonesia mempunyai kerangka kerja dalam rangka menjaga inflasi sampai akhir tahun. Ironisnya, sambung dia, penyesuaian suku bunga acuan (BI Rate) sebagian besar didasarkan pada kenaikan harga pangan.

"Tapi kita menaikkan tingkat suku bunga (BI Rate) bukan karena persoalan moneter melainkan kenaikan harga cabai. Sebab kalau tidak dinaikkan, pasar menekan. Masalah pertanian bukan hanya soal kebijakan, tapi manajemen ekonomi," tegas dia di acara Seminar ISEI, Jakarta, Senin (31/8/2015).

Menurut Darmin, pangan dan inflasi membutuhkan pengelolaan manajemen ekonomi yang sangat bergantung pada data. Faktanya, Darmin bilang, data antar Kementerian/Lembaga saling tumpang tindih dan tidak akurat.

"Filipina punya inflasi dobel digit pada 15-20 tahun lalu, tapi sekarang inflasinya 3 persen-3,5 persen per tahun. Artinya dia berhasil mengakumulasi pengalaman yang kita tidak punya," terang dia.

Sementara Indonesia sangat mengandalkan aliran dana asing (capital inflow) untuk menutup defisit pendapatan dan investasi. "Pangan memang penting, karena pasangannya capital inflow. Jadi kita perlu dana asing masuk dari luar, sehingga harus diberi pemanis yakni bunga," tegas Darmin.

Permasalahan lain, sambung dia, Indonesia belum mampu menumbuhkan industrialisasi. Alhasil, industri di negara ini belum sanggup menjadi penggerak ekonomi terutama sektor pangan dan pertanian.

"Padahal industrialisasi itu penggerak ekonomi, dengan begitu bisa dikatakan, kita tidak berhasil melakukan transformasi ekonomi," tandas Darmin. (Fik/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.