Sukses

Top 5 Bisnis: Cerita Pencipta Mobil Listrik RI Dipinang Malaysia

Dinyatakan tidak layak produksi di Indonesia, mobil listrik Selo kini dilirik investor Malaysia.

Liputan6.com, Jakarta - "SELO', mobil listrik tipe sport ini beberapa waktu lalu sempat menjadi daya tarik masyarakat Indonesia. Berbentuk sedan dan berwarna kuning, mobil tersebut merupakan pengembangan terbaru mobil listrik yang dipelopori oleh Mantan Menteri BUMN, Dahlan Iskan dan enginer Ricky Elson.

Dua tahun berlalu, Ricky sebagai pengembangnya kembali tergugah untuk mengembangkan Selo generasi selanjutnya. Namun sayangnya, setelah dinyatakan tidak layak produksi di Indonesia, negeri tetangga akan mengambil alih pengembangan mobil tersebut.

Informasi mengenai mobil listrik Indonesia yang dilirik investor asal Malaysia berhasil mencuri perhatian pembaca. Tak hanya itu, artikel lainnya yang menarik yaitu seputar demo buruh, tike.t murah yang dijual PT Kereta Api Indonesia hingga kunjungan Managing Director International Monetary Fund (IMF) Christine Lagarde ke Indonesia.

Berikut lima artikel yang paling populer di kanal bisnis Liputan6.com edisi Selasa, 1 September 2015:

‎1. Bakal Dibeli Malaysia, Ini Curhatan Pencipta Mobil Listrik RI

Dalam status media sosialnya, produsen mobil listrik Selo, Ricky Elson mengungkapkan 'M' menjadi negara yang menyatakan minatnya untuk mengajak kerjasama Ricky bersama tim nya untuk mengembangkan mobil listrik tersebut.

Mengapa Ricky memilih untuk menyebrang ke negeri sebelah, demi mengembangkan mobil listrik generasi terbarunya?

2. Ulang Tahun, KAI Sebar Tiket Murah

PT Kereta Api Indonesia (Persero) pada 28 September 2015 akan memperingati hari jadinya yang ke 70 tahun. Untuk memperingati hal itu, PT KAI sebagai perusahaan operator kereta di Indonesia menghadirkan program promosi untuk pelanggan setianya.

Program promo bertajuk 'KAI Serba 70' ini hadir sebagai bentuk rasa syukur atas perjalanan 70 tahun KA di Indonesia dan apresiasi kepada masyarakat atas dukungannya sehingga kereta api menjadi salah satu moda transportasi massal terfavorit di Indonesia.

Program promo 'KAI Serba 70' menawarkan lebih dari 70 ribu tempat duduk promo yang tersebar di 42 nama KA dengan harga Rp 70 ribu berlaku untuk KA-KA komersial tertentu.

3. Ini Faktor Penyebab Demo Buruh

Ribuan massa buruh dari berbagai wilayah di Indonesia menggelar aksi unjuk rasa sebagai bentuk kekecewaan atas kondisi ekonomi di dalam negeri yang berbuntut pada pemutusan hubungan kerja (PHK).

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal mengatakan, ada tiga faktor yang mendorong buruh sepakat untuk menggelar aksi unjuk rasa pada 1 September 2015.

Faktor pertama yaitu adanya gelombang PHK besar-besaran. Bahkan dia mencatat ada sekitar 100 ribu buruh yang sudah di-PHK dan berpotensi ter-PHK. "Pertama karena faktor PHK yang secara masif. Dalam data kita ada 100 ribu orang, ini akibat melemahnya rupiah terhadap dolar AS," ujarnya.

4. Ringgit Terpuruk, RI dan Malaysia Bakal Perang Kualitas


Mata uang Ringgit Malaysia terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengalami depresiasi sekitar hampir 20 persen dalam kurun waktu delapan bulan. Kondisi tersebut bukan saja dapat memicu perang harga antara Indonesia dan Malaysia, tapi juga perang kualitas.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS), Sasmito Hadi Wibowo mengungkapkan antara Indonesia dan Malaysia memang mempunyai beberapa komoditas ekspor serupa, seperti kelapa sawit, timah, karet, produk elektronik dan lainnya.

"Persaingan memang terjadi dari segi harga, tapi kurs rupiah memang sudah melemah sehingga persaingan nanti lebih kepada kualitas," ujar dia.

5. Bos IMF Puji Cara Jokowi Hadapi Gejolak Ekonomi Global


Managing Director International Monetary Fund (IMF) Christine Lagarde selama dua hari mulai hari akan berada di Indonesia. Sore ini dia beserta rombongan mengunjungi Presiden RI‎ Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Jakarta.

Dalam pertemuan tersebut, Lagarde bersama Jokowi juga mendiskusikan‎ mengenai kondisi ekonomi global yang saat ini tengah bergejolak. Di depan Jokowi, Lagarde mengakui bahwa di dunia tengah terjadi dua sentimen besar yaitu rencana kenaikan suku bunga The Fed dan devaluasi yuan yang dilakukan China.

Lalu apa pujian Lagarde buat Jokowi? (Ndw/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini