Sukses

Rencana Kenaikan Bunga The Fed Kembali Dorong Wall Street

"Kenaikan hampir 2 persen bukan merupakan pemulihan, tapi lebih mendekati ke masalah volatilitas pasar." kata Jake Dollarhide.

Liputan6.com, New York - Wall Street melonjak hampir dua persen pada perdagangan Rabu (Kamis pagi waktu Jakarta). Sentimen pendorong penguatan bursa di Amerika Serikat (AS) tersebut masih mengenai prospek pertumbuhan ekonomi China dan rencana kenaikan suku bunga Bank Sentral AS (The Fed).

Mengutip Reuters, Kamis (3/9/2015), Dow Jones Industrial Averange melonajk 1,82 persen dan berakhir di level 16.351,31. Sedangkan Standard & Poor (S&P) 500 naik 1,83 persen menjadi 1.948,85. INdeks Nasdaq Composite juga bergerak sama, ditutup menguat 2,46 persen ke level 4.749,98.

Dalam dua pekan terakhir, pelaku pasar memang telah menjalani perdagangan drama yang cukup luar biasa. Indeks terus berayun ke zona positif dan negatif yang cukup lebar. Bahkan, Indeks S&P 500 sempat menorehkan penurunan bukanan terburuk dalam tiga bulan terakhir dan kehilangan 8,5 persen dari penguatan yang telah dicetak pada Mei lalu.

"Kenaikan hampir 2 persen pada perdagangan hari ini bukan merupakan pemulihan, tapi lebih mendekati ke masalah volatilitas pasar. Pelaku pasar sedang gugup dengan ketidakmampuan melihat apa yang akan terjadi," jelas CEO Longbow Asset Management, Tulsa, Oklahoma, AS, Jake Dollarhide.

"Mulai saat ini hingga Oktober nanti, kita akan melihat lebih banyak kejadian seperti ini," tambahnya.

Sentimen pasar yang menggerakkan perdagangan adalah membaiknya data tenaga kerja di AS yang membuat rencana kenaikan suku bunga semakin nyata. Namun sentimen tersebut harus bertarung dengan prospek pertumbuhan ekonomi China.

The Fed akan melakukan pertemuan pada 16-17 September untuk memutuskan apakah mereka akan menaikkan suku bunga atau tetap menahannya di level saat ini. Jika kenaikan dilakukan maka merupakan keputusan yang diambil untuk pertamakalinya sejak 2006.

Pada perdagangan sehari sebelumnya, Wall Street tertekan. Penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta) merupakan penurunan terburuk yang dialami indeks S&P sejak 24 Agustus, ketika merosot 3,94 persen.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 2,84 persen menjadi 16.058,35. Sementara indeks S&P 500 kehilangan 2,96 persen menjadi 1.913,85 poin. Nasdaq Composite anjlok 2,94 persen menjadi 4.636,11.

Sepanjang tahun ini, indeks Dow Jones telah merosot 9,9 persen, sementara S&P turun 7 persen lebih rendah kemudian Nasdaq terkikis 9,9 persen.

Sektor manufaktur China menyusut pada laju tercepat dalam tiga tahun pada Agustus. Data lain menunjukkan laju pertumbuhan di sektor manufaktur AS melambat pada bulan lalu ke level terlemah dalam lebih dari dua tahun. (Gdn/Ndw)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini